Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gus Yahya Tak Akui PKB Representasi NU

Gus Yahya Tak Akui PKB Representasi NU



Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf kembali menegaskan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukanlah partai yang merepresentasikan Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut Ketum PBNU yang akrab disapa Gus Yahya, hal itu berdasar hasil Muktamar, dimana NU telah mengambil jarak dengan politik praktis.

Enggak ada, enggak ada [PKB representasi NU],” kata Gus Yahya di sela-sela forum Asean Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC), The Ritz-Carlton, Jakarta, Senin (7/8) lalu.

“NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis, jadi semuanya sama saja,” sambungnya.

Bagi Gus Yahya, meski PKB lahir dari tokoh-tokoh NU, namun posisi PBNU hanya sebagai fasilitator karena ada warga NU yang ingin membuat partai.

Ia mengatakan setelah partai politik itu terbentuk, PBNU tidak ikut campur lagi dan melepaskan diri dari politik praktis.

“Sudah habis itu sudah sekarang semuanya tergantung pada upaya dari setiap aktor dan partai politik ini untuk memperjuangkan aspirasi rakyat termasuk diantaranya warga NU, Siapa yang mendapat kepercayaan? Ya silakan,” kata dia.

Ia juga menyebut tidak boleh ada calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang mengatasnamakan NU.

“Calon siapapun calonnya itu atas nama kredibilitas masing-masing, enggak ada yang atas nama NU apalagi atas nama Islam pasti tidak ada,” terang Gus Yahya.

Kiai Said Aqil: PKB adalah NU, NU adalah PKB!

Sementara itu, Mantan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj memiliki pandangan yang berbeda dengan Gus Yahya. Ia dengan tegas menyebut PKB dan Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar, harus menang di Pemilu 2024.

Menurut Kiai Said Aqil, kalau PKB  dan Muhaimin Iskandar kalah, berdosa. “Awas lho tahun depan masih bodoh-bodoh, masih melarat,” kata Said Aqil di acara Haul Gus Dur ke-14 di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (4/8) pekan lalu.

“Ayo pikirkan rakyat warga Nahdliyin, Pak Muhaimin, yang di pusat cukuplah. Pak Muhaimin harus menang, dan kalau sudah menang warga nahdliyin harus dipikirkan,” sambungnya.

Bagi Kiai Said Aqil, PKB adalah NU dan NU adalah PKB. Makna dari pernyataan ini karena pendiri PBNU jugalah yang membentuk PKB.

“Kenapa? Karena waktu mendirikan PKB, membentuk tim 5, Kiai Ma’ruf Amin, saya, Pak Rozy Munir, Pak Bagdja, Kiai Dawam Anwar, itu SK resmi PBNU yang tanda tangan Gus Dur PBNU membentuk tim 5 sebagai pendiri PKB, artinya PKB adalah NU,” sebut Said Aqil.

Oleh sebab itu, Said Aqil menyatakan bahwa antara PKB dan NU tak bisa dipisahkan. Untuk Pemilu 2024, kehidupan warga NU juga tergantung prestasi PKB di 2024.

“Jadi tugasnya PKB bukan hanya kepentingan personal pribadi individu tapi di pundaknya Pak Muhaimin adalah tugas berat memikirkan nasib warga nahdliyin terutama warga PKB,” jelas dia.

“Membangun warga nahdliyin menjadi warga yang beradab berkemajuan, berbudaya, cerdas, disiplin, dan kaya,” tutupnya.