Tak hanya itu, generasi X juga mengambil porsi signifikan dengan 24,77 persen, diikuti oleh generasi Alpha dengan 12,77 persen. Generasi boomers dan pra boomers masing-masing menyumbang 12,62 persen dan 1,32 persen.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar, dalam konferensi pers pada Jumat (30/8), menjelaskan bahwa hampir sepertiga dari kelas menengah terdiri dari generasi Z dan Alpha. “Kalau kita lihat usia dari penduduk kelas menengah, sekitar 1 dari 3 penduduk kelas menengah itu merupakan generasi Z dan generasi Alpha,” ungkapnya.
Dari segi pekerjaan, mayoritas penduduk kelas menengah bekerja sebagai buruh atau karyawan dengan persentase 53,76 persen. Selanjutnya, 21,20 persen dari kelas menengah adalah mereka yang berusaha sendiri.
“Ternyata mayoritas pekerja kelas menengah itu pekerjaannya berstatus formal,” tambah Amalia. Selain itu, 9,63 persen dari mereka berusaha dengan bantuan buruh tidak tetap, sementara pekerja keluarga atau yang tidak dibayar mencapai 6,25 persen. Sebanyak 5,60 persen dari kelas menengah berusaha dengan bantuan buruh tetap, dan 3,56 persen merupakan pekerja bebas.
Dari segi geografi, penduduk kelas menengah sebagian besar tinggal di perkotaan dan memiliki pendidikan menengah ke atas.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, kelompok ini rata-rata menghabiskan Rp3,35 juta per bulan, naik signifikan dari Rp2,36 juta per bulan pada tahun 2019. “Jadi kalau rata-rata pengeluaran kelompok menengah dibandingkan sebelum pandemi covid itu meningkat,” pungkas Amalia.