Gempa Susulan di Bawean Potensi Lebih Besar
Berita Baru, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapan gempa susulan yang terjadi di Bawean berpotensi memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan dengan gempa utamanya. Menurut BMKG, fenomena ini terjadi karena proses deformasi batuan yang memicu tekanan pada bidang lainnya.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa utama terjadi pada batuan paling lemah, yang kemudian menyebabkan deformasi dan meningkatkan tekanan pada bidang lainnya. Hal ini memicu terjadinya gempa susulan dengan kekuatan lebih besar.
“Dalam bidang sesar/patahan yang sudah terakumulasi stress maksimum (matang), maka deformasi paling awal (first break) terjadi pada batuan paling lemah. Deformasi ini akan meningkatkan tekanan pada bidang lain, memicu deformasi makin banyak menyebar hingga menyentuh asperities utama yang membangkitkan gempa lebih besar atau Gempa utama,” ujarnya dalam keterangannya di akun X pribadinya, Sabtu (23/3/2024).
Menurut Daryono, gempa susulan ini mirip dengan proses melengkungkan dan menekuk penggaris, di mana terjadi retakan-retakan kecil yang kemudian diikuti oleh gempa utama yang paling besar.
Dia juga menjelaskan bahwa banyaknya gempa susulan pada bencana gempa Bawean disebabkan oleh karakteristik batuan kerak permukaan yang rapuh dan mudah patah.
“Gempa susulan yang banyak justru dapat memberi informasi peluruhan sehingga kita jadi tau aktivitas gempa akan segera berakhir,” tambahnya.
Hal ini mengisyaratkan bahwa gempa susulan, meskipun seringkali menimbulkan kekhawatiran, sebenarnya dapat memberikan petunjuk tentang berakhirnya aktivitas gempa yang lebih besar.