Gempa Halmahera Selatan: Tiga Warga Terluka dan 169 Jiwa Mengungsi
Berita Baru, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara menyebutkan dampak gempa magnitudo 5,2 yang mengguncang Halmahera Selatan mengakibatkan tiga orang terluka dan 169 orang mengungsi.
Hingga Jumat (26/2), pukul 22.00 WIB, BPBD Kabupaten Halmahera Selatan mencatat sejumlah kerusakan dengan kategori rusak ringan (RR), antara lain rumah 60 unit, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 1 unit, rusunawa 1 unit, kantor Pengadilan Agama, bangunan kompi D TNI, serta kantor Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim).
“Selain kerusakan, gempa mengakibatkan tiga warga luka ringan dan sebanyak 45 kepala keluarga/KK (169 jiwa) mengungsi. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan terhadap dampak gempa M5,2,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Sabtu (27/2).
BPBD juga telah melakukan upaya penanganan darurat, antara lain kaji cepat dan berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait, termasuk TNI dan Polri.
Raditya menjelaskan, dalam upaya memberikan pelayanan kepada warga penyintas, BPBD telah mendirikan tenda-tenda keluarga untuk warga maupun pasien yang sedang dirawat di RSUD Labuha.
BPBD mengimbau agar warga tidak panik, serta segera menghindari tertimpa bangunan apabila gempa susulan terjadi.
Sebelumnya, BNPB melaporkan bahwa gempa bumi dengan magnitudo 5,2 terjadi pada Jumat (26/2), pukul 18.02 WIB. Gempa memicu guncangan kuat hingga warga Labuha di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, merasakannya.
BPBD Maluku Utara melaporkan guncangan kuat dirasakan warga di Desa Labuha. Guncangan kuat terjadi selama 2 hingga 3 detik di desa tersebut. Warga sempat panik dan berhamburan keluar rumah akibat guncangan kuat. BPBD setempat juga melaporkan bahwa lampu padam.
Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter gempa M5,2 terjadi pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada 11 km timur laut Labuha di wilayah Provinsi Maluku Utara. Berdasarkan pemodelan, gempa ini tidak memicu terjadinya tsunami.
Melihat parameter guncangan gempa yang diukur dengan MMI atau Modified Mercalli Intensity, guncangan menunjukkan IV MMI di Labuha. BMKG mendeskripsikan IV MMI sebagai situasi pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan luar rumah, kemudian gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.