Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gedung Putih: AS Tidak Membutuhkan Persetujuan Afghanistan untuk Menggunakan Kekuatan Militer

Gedung Putih: AS Tidak Membutuhkan Persetujuan Afghanistan untuk Menggunakan Kekuatan Militer



Berita Baru, Internasional – Amerika Serikat tidak membutuhkan persetujuan pemerintah Afghanistan untuk menggunakan kekuatan militer di negara itu mengingat perubahan situasi setelah penarikan AS dan naiknya kekuasaan oleh Taliban, Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu (1/3).

“Sesuai hukum internasional, persetujuan negara tuan rumah memberikan dasar untuk operasi kontraterorisme di Afghanistan sebelum penarikan pasukan AS,” kata Gedung Putih dalam sebuah laporan tentang kerangka hukum dan kebijakan untuk penggunaan kekuatan militer AS.

“Mengingat perubahan keadaan yang terkait dengan penarikan itu, Amerika Serikat tidak bermaksud untuk mengandalkan persetujuan yang diberikan sebelumnya.”

“Tanpa persetujuan untuk menggunakan kekuatan di Afghanistan, AS memiliki hak yang melekat untuk menggunakan kekuatan yang diperlukan dan proporsional dalam membela diri sejauh Afghanistan tidak mau atau tidak mampu menghadapi ancaman terhadap AS yang berasal dari wilayahnya,” kata Gedung Putih.

Seperti dilansir dari Sputnik News, tidak ada perubahan pada dasar hukum domestik untuk operasi kontraterorisme AS di Afghanistan, kata Gedung Putih.

Menyusul keputusan AS untuk mundur dari Afghanistan, Presiden Joe Biden mengatakan AS tetap siap menggunakan kekuatan melawan ancaman teroris di Afghanistan jika perlu.

Pada 31 Agustus 2021 pemerintah Afghanistan dihadapkan pada serangan gencar dari pasukan Taliban yang bergerak maju. Pada hari-hari berikutnya, pemerintah Afghanistan yang didukung AS digulingkan, dengan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara tersebut.

Keluarnya AS yang rumit dan berantakan terjadi 20 tahun setelah AS meluncurkan invasi ke Afghanistan pada Oktober 2001, beberapa minggu setelah serangan teroris 9/11. Pada saat itu, AS menjelaskan langkahnya untuk memasuki Afghanistan dengan menyoroti bahwa Osama bin Laden telah mendalangi serangan tersebut dan bagaimana Taliban menawarkan perlindungan kepada anggota al-Qaeda. Namun, Taliban tidak pernah mengakui pernyataan AS bahwa kelompok itu memiliki hubungan dengan serangan tahun 2001.

Invasi AS terus merenggut nyawa ribuan tentara AS dan lebih dari 100.000 tentara Afghanistan, tokoh polisi, dan warga sipil terjebak dalam baku tembak.