Fisip Unhas Gandeng Bawaslu Parepare Gelar Bimtek Pendidikan Politik dan Pemilu 2024
Berita Baru, Parepare – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin Makassar, menggelar Bimbingan Teknis Pendidikan Politik dan Pemilu 2024
Bimbingan itu berlangsung di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Parepare. Kamis (15/9/2022) kemarin.
Peserta yang turut hadir, alumni Sekolah Kader Pengawas Pemilu (SKKP), organisasi daerah, organisasi kepemudaan dan masyarakat.
Di kegiatan tersebut, Fisip Unhas turut mengundang sebagai narasumber dua Guru Besar Departemen Ilmu Politik yakni Prof Muhammad yang juga Ketua DKPP RI priode 2020-2022 dan Prof Amin Arsyad.
Ketua Bawaslu Parepare, Zainal Asnun mengatakan, bimtek itu di inisiasi langsung oleh Prodi Politik Unhas untuk menjalin kerjasama untuk memberikan pembekalan kepada peserta
“Sebenarnya kegiatan ini diinisiasi oleh Unhas terkhusus program studi politik. Mereka mengunjungi kami Bawaslu dan meminta menghadirkan peserta dari masyarakat dan tokoh pemuda,” jelasnya.
Zainal juga sistematika bimtek yang digelar Unhas berupa seminar atau seperti Forum Grup Discussion (FGD).
“Ini juga diisi semacam seminar atau FGD, dan diberikan kepada peserta ada dua materi yaitu pendidikan politik dan pemilu dan menjadi pemilih cerdas,” ujarnya.
Sementara salah seorang narasumber, Guru Besar Ilmu Politik, Prof Amin Arsyad mengatakan materi yang disampaikannya tentang materi tentang partisipasi masyarakat pada pemilu.
“Partisipasi politik, masyarakat untuk memberikan ruang kepada pemilih untuk memilih yang terbaik. Baik itu sebagai calon pemimpin di legislatif dan begitu juga dengan di eksekutif,” katanya.
Prof Amin juga menjelaskan jika masyarakat ikut berpartisipasi aktif pada pemilu maka akan memberikan calon yang disukainya mampu terpilih.
“Mengapa?, Kalau seseorang berpartisipasi aktif, berarti mereka memberikan ruang kepada calon yang disuka untuk terpilih menjad pemimpin,” tambahnya.
Pihaknya pun menjelaskan jika sebaliknya masyarakat tidak ikut berpartisipasi maka akan orang tidak disukainya akan berpeluang besar terpilih.
“Sebaliknya jika tidak berpartisipasi, membuka ruang kepada orang yang Dia tidak suka untuk terpilih,” katanya.
“Dan menutup bagi orang yang dia suka untuk terpilih. Sehingga partisipasi ini sangat penting,” tegasnya.