Event Formula E Berikan Dampak Ekonomi Rp.597 Miliar
Berita Baru, Jakarta – Event E-Prix pada seri ke-9 di musim ke-8 pada tahun 2022, yang digelar di DKI Jakarta terbukti berdampak terhadap peningkatan PDB (pertumbuhan ekonomi) baik regional maupun nasional, peningkatan pertumbuhan bidang pariwisata dan sektor yang terkait dengan
pariwisata, penyerapan tenaga kerja, peningkatan konsumsi, investasi, pertumbuhan ekonomi
kreatif dan UMKM (usaha lokal).
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman memaparkan dampak ekonomi penyelenggaraan Formula E 2022. Ia menyebutkan, besaran nilai ekonomi langsung atau dampak pembangunan infrastruktur dari penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022, yakni sebesar Rp 597 Miliar.
“Formula E membawa dampak langsung investasi konstruksi, operasional penyelenggaraan,
dan pengeluaran pengunjung. Dampak langsung penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022 adalah
semua agregat pengeluaran yang mengakibatkan terselenggaranya Jakarta E-Prix 2022,” kata Rizal Taufikurahman dalam diskusi publik INDEF bertajuk “Dampak Penyelenggaraan Jakarta E Prix 2022” pada Kamis (23/6).
Menurutnya, komponen dampak langsung terdiri dari investasi konstruksi (capital expenditure),
operasional penyelenggaraan (operational expenditure) dan total pengeluaran pengunjung.
Setelah diestimasi maka penyelenggaraan Jakarta E Prix mampu memberikan dampak
langsung sebesar Rp597 miliar.
Tidak hanya itu, penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022 juga meningkatkan PDRB DKI Jakarta sebesar 0,105 persen atau setara 2,041 triliun rupiah (Atas Dasar Harga Konstan/ADHK). PDRB dapat meningkat
karena adanya aktivitas dan interaksi ekonomi seperti konsumsi masyarakat, investasi, belanja pemerintah dan net ekspor.
Rizal Taufikurahman menjelaskan, dari aktivitas ekonomi tersebut maka menimbulkan dampak runtutan bahkan dampak pengganda terhadap berbagai sektor ekonomi lainnya dari hulu hingga hilir. Di sisi lain, sektor-sektor yang terkait dengan jasa juga mendapat respon dari aktivitas ekonomi yang terjadi akibat adanya penyelenggaraan Jakarta E Prix.
“Dampak ekonomi secara total dari penyelenggaran Jakarta E-Prix 2022 tersebut dapat dilihat dari agregasi dampak langsung dan dampak ekonomi. Sehingga dampak totalnya diestimasi mencapai Rp2.63 triliun,” terangnya.
Sementara jumlah serapan tenaga kerja yang terbentuk di Provinsi DKI Jakarta akibat adanya Jakarta E-Prix meningkat sebesar 0,081 persen. Peningkatan penyerapan tenaga kerja terjadi karena adanya aktivitas ekonomi yang bertambah, seperti proses konstruksi sirkuit, operasional penyelenggaraan, penjualan produk UMKM, penggunaan transportasi dan akomodasi hingga tenaga kerja yang bertambah di berbagai sektor yang memiliki keterkaitan ke depan maupun
ke belakang.
“Selain meningkatnya serapan kerja, diantaranya konsumsi rumah tangga agregat di DKI Jakarta juga meningkat sebesar 0.485 persen (cateris paribus), investasi agregat naik sebesar 0.321 persen, inflasi meningkat sebesar 0.034 persen dan upah riil juga meningkat sebesar 0.121 persen,” tuturnya.
Adanya Jakarta E-Prix, lanjut Rizal Taufikurahman, ekonomi sektoral juha ikut terdongkrak. “Hal ini dapat dilihat dampak kinerja ekonomi sektoral yang meningkat pada sektor rekreasi dan jasa hiburan sebesar 0.4 persen, sektor komunikasi 0,313 persen, sektor transportasi meningkat 0,21 persen, sektor perdagangan meningkat 0,19 persen, sektor akomodasi dan restoran naik 0,16 persen, sektor konstruksi dan industri baja naik 0,1 persen, hingga sektor industri minuman naik 0,18 persen,” jelasnya.
Atas hasil survei itu, INDEF memberikan beberapa rekomendasi Dampak Penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2022. Pertama, pelaksana perlu melakukan optimalisasi pemanfaatan aset sirkuit Jakarta E-Prix dan area sekitar sirkuit di Ancol untuk meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat dan sektor pariwisata.
Selain itu, optimalisasi pemanfaatan aset diperlukan untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya sebagai tempat ajang balap mobil listrik (sport and event tourism) tahunan tetapi menjadi tempat uji coba ataupun eksibisi mobil listrik atau kendaraan bermotor/otomotif listrik lainnya. Selain itu juga dapat dijadikan show case centre dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan dan energi terbarukan.
Kedua, perlu membuat berbagai event yang mampu meningkatkan daya tarik pariwisata di Jakarta secara terintegrasi dan berkelanjutan dalam berbagai event-event di Jakarta. Hal ini dapat disinergikan dengan kegiatan pemanfaatan sirkuit di Ancol dalam kurun waktu yang bersamaan.
“Event tersebut digelar untuk dapat lebih mengoptimalkan pendapatan bukan hanya bagi penyelenggara namun bagi semua yang terlibat. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata di DKI Jakarta gelaran Jakarta E Prix dapat disinergikan dengan kegiatan
pendukung lain melalui bundling ticket dan paket wisata,” kata Rizal Taufikurahman.
Terakhir, INDEF melihat pelaksana perlu mengoptimalisasi hak siar pelaksanaan E-Prix ke depan untuk mendorong sumber-sumber pendapatan baru berbasis ekonomi digital terutama dalam pengembangan ekonomi kreatif dan digital di Jakarta dengan melibatkan berbagai stakeholders.