Empat Hal yang Harus Diperhatikan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia 2023
Berita Baru, Sepakbola – Timnas Indonesia bakal menjalani laga kualifikasi Piala Asia 2023 mulai 8 Juni besok. Di pertandingan perdana ini, skuat Garuda akan bertemu dengan Timnas Kuwait.
Namun dengan melihat laga uji coba lawan Bangladesh di FIFA Matchday yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, pada (1/6) dengan skor akhir 0-0, nampaknya mereka harus menyiapkan persiapan ekstra. Pasalnya, lawan yang akan dihadapi di babak kualifikasi Piala Asia 2023 cukup bagus.
Jika melawan Bangladesh yang peringkat FIFA-nya tidak terlalu tinggi saja berakhir dengan skor imbang, apalagi berhadapan dengan negara-negara di atasnya?
Di babak kualifikasi ini, Timnas Indonesia akan beradu dengan Nepal, Kuwait, dan Yordania. Peluang Skuad Garuda untuk lolos ke putaran final Piala Asia 2023 terkesan semakin kecil. Sebab, di atas kertas, kekuatan Yordania dan Kuwait masih berada di atas Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia akan lebih dulu melawan Kuwait pada 8 Juni 2022, disusul kontra Yordania pada 11 Juni 2022, dan menghadapi Nepal tiga hari berselang.
Dilansir dari Bola.net, berikut empat hal yang harus diperhatikan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia 2023:
Tanpa Evan Dimas dan Egy Maulana Vikri
Pelatih Shin Tae-yong hanya membawa 23 pemain untuk Kualifikasi Piala Asia 2023 yang akan dimulai 8 Juni di Kuwait.
Menariknya dua pemain yang ikut tercoret berstatus pemain reguler masuk Timnas Indonesia, Evan Dimas dan Egy Maulana Vikri. Dua nama ini sebenarnya punya peran sentral di Timnas Indonesia.
Kali ini, tantangan tidak mudah harus mereka hadapi demi menembus Piala Asia 2023. Apalagi tiga tim lawan tersebut memiliki skuat yang cukup mumpuni untuk bisa mendapat hasil terbaik di kualifikasi ini.
Dari hasil pertandingan kontra Bangladesh, Bola.com mencatat terdapat tiga kelemahan Timnas Indonesia yang harus diperbaiki untuk kualifikasi Piala Asia 2023 nanti. Simak ulasan berikut ini:
Kurang Berani Menekan
Timnas Indonesia mampu unggul penguasaan bola mencapai lebih dari 70 persen melawan Bangladesh. Sayangnya, kebanyakan penguasaan itu mereka lakukan bukan di area yang mengancam lawan, melainkan pertahanan sendiri.
Bek Fachruddin Aryanto cukup banyak memegang bola di babak pertama. Namun, Marc Klok malah lebih banyak menjemput bola ke belakang, meski pemain depan lawan sebenarnya tidak berani memberi tekanan.
Dari sini terlihat bahwa upaya Timnas Indonesia berani menekan ke pertahanan lawan masih belum kentara. Mereka masih ragu untuk memberi ancaman. Di sisi lain, Bangladesh menaruh garis pertahanan rendah dan bermain bertahan.
Alur Serangan Tidak Lancar
Dengan permainan yang cenderung monoton di babak pertama, nyaris tak ada peluang membahayakan ke gawang Bangladesh. Upaya membangun serangan juga kerap gagal karena mudah dibaca lawan.
Hal ini sempat jadi lebih baik dengan masuknya bek Elkan Baggott. Dengan kaki kirinya, dia kerpa mengirim umpan lambung ke depan. Elkan Baggot seperti paham bahwa penumpukan pemain lawan harus diatasi dengan bola atas.
Namun, hal ini kurang berjalan efektif. Banyak long ball yang kemudian gagal diterima dengan baik oleh rekan-rekannya. Pemain depan juga kerap gagal menemukan ruang yang tepat di depan gawang lawan.
Penyelesaian Akhir Buruk
Total, Timnas Indonesia membukukan 12 peluang dan tak ada satu pun yang menghasilkan gol. Hal ini menunjukkan bahwa penyelesaian akhir para pemain masih buruk, selain antisipasi pemain lawan yang memang ciamik.
Saat sudah mencapai pertahanan lawan, pengambilan keputusan menjadi masalah. Ada yang lebih memilih menembak daripada mengumpan. Namun, mendapat peluang emas pun masih gagal menggetarkan jala Bangladesh.
Jadwal Timnas Indonesia
8 Juni 2022
Kuwait vs Timnas Indonesia
Jaber Al-Ahmad International Stadium
Kick-off: 23.15 WIB
12 Juni 2022
Timnas Indonesia vs Yordania
Jaber Al-Ahmad International Stadium
Kick-off: 02.15 WIB
15 Juni 2022
Timnas Indonesia vs Nepal
Jaber Al-Ahmad International Stadium
Kick-off: 02.15 WIB