Dyah Roro Esti Dorong Transisi Energi melalui Kepastian Hukum
Berita Baru, Jakarta – Anggota DPR RI, Dyah Roro Esti mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi ET yang beragam di setiap wilayahnya. Sehingga transisi energi perlu di dorong melalui kepastian hukum.
Hal itu diungkap Roro Esti saat menjadi pembicara dalam diskusi yang membahas mengenai pentingnya peran efisiensi energi dan pemanfaatan energi bersih di Indonesia untuk mendukung akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Sebagai contohnya, potensi energi surya di daerah Indonesia timur tergolong tinggi dan potensi energi angin yang tinggi terletak di Sidrap, Sulawesi,” tulis Anggota Komisi VII DPR RI, Fraksi Golkar itu dalam rilisnya, (4/6).
Diskusi dengan tajuk “Save Energy, Stay Eco-Friendly” itu digelar Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3), Global Environment Facility (GEF), Kementerian ESDM, dan UNDP Indonesia, menjelang peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2021.
Legislator muda Golkar itu juga mengungkap Indonesia memiliki sekitar 40% reserve energi geothermal di dunia, namun hingga kini EBT masih kurang kompetitif dan tidak lebih menarik dari energi fosil.
“Dengan adanya RUU EBT, diharapkan bisa menjadi lebih kompetitif melalui mekanisme insentif dan juga implementasi Carbon Pricing, yakni dengan memperhitungkan faktor eksternalitas akibat emisi karbon pada kesehatan, lingkungan hidup, dan aspek lainnya yang berkaitan,” ujarnya.
Ia juga berharap kedepan Indonesia bisa menggunakan EBT tidak hanya sebagai energi alternatif, tetapi sebagai sumber energi utama. “Diharapkan juga kedepannya Indonesia dapat mencapai target-target yang lebih ambisius, utamanya dalam mencapai target net zero,” ungkap Roro Esti.
Diskusi yang dilakukan dengan virtual ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, diantaranya Sophie Kemkadhze, selaku Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, dan Dadan Kusdiana, selaku Direktur Jenderal EBTKE kementerian ESDM RI pada opening remark.
Selain Roro Esti, hadir sebagai panelis, Boyke Lakaseru dari National Project Manager MTRE3 Project, Steve Piro, Pendiri dan Direktur Synergy Efficiency Solutions, Stephanie Larassati selaku Direktur dan Arsitek Prinsipal AT-LARS, Swietenia Puspa Lestari, Pendiri dan Direktur Eksekutif Yayasan Penyelam Lestari Indonesia (Divers Clean Action), Marcel Chandrawinata, selaku Figur Publik.