Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store
Dua korban amukan tembakan Brimob Lombok Timur di Desa Kotaraja (Foto: Beritabaru.co)

Dua Warga Desa Kotaraja Lombok Timur Terkena Amukan Tembakan Brimob



Berita Baru, Jakarta – Dua warga di Dusun Marang Selatan, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur terkena amukan tembakan anggota Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Lombok Timur, Senin (8/11) malam.

Dua korban tersebut adalah Hasbi yang tekena tembakan peluru karet di bagian paha dan M Kadry Ramadan yang terkena tembakan di bagian kepala.

Kepada Beritabaru.co, Hasbi mengatakan bahwa ia bersama teman-temannya keluar karena banyak kerumunan masyarakat di jalan.

“Namun, tiba-tiba terdengar suara tembakan, saya lihat anggota polisi menembakkan senjata ke atas namun salah satu anggotanya juga menembakkan ke arah warga dan salah satunya mengenai saya,” tutur Hasbi, Selasa (9/11) melalui telepon.

“Ada yang sampai berdarah kepalanya, kalau saya kena di paha. Tiga tembakan pertama ke udara, kedua tembakan gas air mata dan ketiga peluru karet,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hasbi mengatakan dirinya sangat menyayangkan tindakan represif anggota Brimob tersebut, pasalnya kerumunan yang terjadi bukan kerumunan bentrok dan juga banyak anak kecil dan perempuan di sana.

“Warga hanya karena berkerumun dan tidak menyerang, Polisi tidak sepantasnya menembak karena juga banyak anak kecil. Warga sudah mencoba memberi peringatan untuk tidak menembak, tapi malah tetap memenbak, padahal tidak ada kericuhan warga,” jelas Hasbi.

“Ada yang sampai mengumpat dan berkata kotor, saya mendengar, itu yang bisa masyarakat marah gara-gara salah satu pihak yang bilang bangsat, bangsat. Mereka sendiri yang menjadi provokator,” imbuhnya.

Secara terpisah, Kakak korban bernama Ramadan, Rizan menceritakan pada awalnya kerumunan tersebut disebabkan adanya perdebatan antara Haji Alawi dan Tuan Guru Haji Ajibar di media sosial Maulid Nabi Muhammad.

“Dalam percakapan di media sosial itu diduga telah menghina Tuan Guru yang sangat dihormati di kampung ini. Akhirnya masyarakat chaos dan mendatangi rumah Haji Alawi tapi tidak ketemu,” tutur Rizan.

Kemudian, Rizan melanjutkan dari perselisihan tersebut ada inisiatif untuk rekonsiliasi antar kedua pihak di rumah Tuan Guru Ajibar, akibatnya masyarakat datang berkerumun untuk menyaksikan.

“Banyak sekali orang. Namun, tiba-tiba datang anggota Brimob dan menembakkan tembakan peringatan dan gas air mata. Tembakan polisi bukan ke arah atas, tapi ke arah depan. Kalau ke atas tidak mungkin terkena kepala orang,” tuturnya.

Padahal, kata Rizan kerumunan masyarakat tersebut tidak ada kerusuhan, bentrok, maupun membawa senjata tajam. Masyarakat hanya antusias untuk menyaksikan rekonsiliasi tersebut.

“Terjadi penembakan sekitar pukul 22.00. Pelaku berseragam Brimob,” tegasnya.