Ditekan Eropa, TikTok Luncurkan Project Clover yang Dapat Simpan Data Lokal Pengguna Eropa
Berita Baru, London – Raksasa media sosial TikTok luncurkan Project Clover yang bertujuan untuk menyimpan data lokal pengguna Eropa karena perusahaan itu banyak ditekan oleh Eropa.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Presiden Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik TikTok, Theo Bertram dalam Briefing pada hari Rabu, menambahkan bahwa migrasi data itu akan berlanjut hingga 2024.
“Kami adalah perusahaan pro-kepatuhan. Beri tahu kami apa masalahnya, dan kemudian mari kita bekerja bersama dalam solusi. Itu adalah pendekatan kami di AS, itulah pendekatan kami di mana-mana, “kata Theo Bertram, dilansir dari Reuters.
Parlemen Eropa, Komisi Eropa dan Dewan Uni Eropa baru-baru ini melarang penggunaan aplikasi Tiktok untuk para staf karena meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan data.
TikTok adalah perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan China, yaitu Bytedance. Eropa khawatir jika China akan dapat memanen data pengguna Eropa atau digunakan demi pemerintahan China.
Sementara itu, Gedung Putih telah mendukung undang-undang yang memberikan kekuatan baru kepada administrasi untuk melarang aplikasi video milik China Tiktok dan teknologi berbasis asing lainnya jika mereka menimbulkan ancaman keamanan nasional.
Sebagai bagian dari langkah ini, perusahaan mengkonfirmasi akan segera membuka pusat data kedua di Irlandia, dan satu lagi di wilayah Hamar di Norwegia. Pusat data ini akan dioperasikan oleh pihak ketiga yang dirahasiakan.
“Pendekatan kami sangat terbuka untuk pemerintah, regulator, dan ahli untuk memberi kami nasihat dan nasihat mereka tentang bagaimana kami dapat melakukan ini lebih efektif,” tambah Bertram.
Perusahaan mengatakan akan mengurangi transfer data di luar wilayah, dan mengurangi akses karyawan ke data pengguna secara internal.
Tiktok telah menggunakan strategi serupa di AS, dijuluki “Project Texas”, dalam upaya untuk menenangkan anggota parlemen yang bermusuhan.