Dikukuhkan, PPI Sumbar Siap Berkolaborasi dengan Pemda Hasilkan Regulasi Berbasis Riset
Berita Baru, Padang – Perhimpunan Periset Indonesia Provinsi Sumatera Barat (PPI Sumbar) Periode 2023 – 2026 resmi dikukuhkan pada Jumat (10/2). Bertempat di Aula Kantor Gubernur Sumbar, pelantikan tersebut dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal I PPI.
Ketua Pengurus Harian PPI Sumbar Atman mengatakan bahwan potensi besar para periset yang dimiliki Sumatera Barat diharapkan bisa berkolaborasi dengan Pemerintah setempat dalam menghasilkan regulasi berbasis riset.
Menurut Atman, PPI Sumbar komitmen untuk mewujudkan periset yang beretika, profesional, berdaya saing global, serta mendukung kemajuan dan kemandirian bangsa, khususnya di wilayah Sumatera Barat.
“Misinya untuk memberi masukan kebijakan pembangunan daerah pada Pemerintah di bidang pengembangan dan diseminasi ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, seni, budaya, dan lainnya,” kata Atman dalam sambutannya.
Atman juga mengatakan, 98 periset telah bergabung berdomisili di Sumbar. Sementara itu, latar belakang pendidikan periset beragam, mulai dari S1 hingga S3, serta berasal dari jabatan fungsional, baik Ahli Pertama hingga Ahli Utama.
Ditegaskan Atman, selama ini periset Sumbar sudah banyak menghasilkan output di bidang pertanian dan pangan, sehingga ke depan hal ini layak untuk dikembangkan. Baik untuk tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, perkebunan, maupun obat-obatan serta peternakan.
“Mulai dari teknik budidaya sampai pengolahan hasil, begitu juga dengan bidang ilmu lainnya. Kami seluruh Anggota PPI Sumbar merencanakan akan mengadakan pertemuan, diskusi, seminar secara rutin,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal I PPI Ahyar menuturkan bahwa PPI merupakan organisasi profesi yang menaungi 11 jabatan fungsional di bawah binaan BRIN. Ia pun berharap Kepengurusan PPI Sumbar dapat menjalankan program kerjanya yang telah disepakati dengan maksimal.
“Khusus bagi jabatan fungsional yang berada di bawah binaan BRIN, Pemerintah mewajibkan mereka untuk menjadi anggota organisasi profesi PPI. Dengan status keanggotaan aktif di PPI, para periset memiliki hak untuk mendapatkan pemberdayaan kompetensi dari PPI, begitu juga akses terhadap informasi, advokasi, dan perlindungan hukum terkait tugas-tugas,” terang Ahyar.
Ia menyebut, saat ini PPI telah memiliki 16 wilayah, berada lebih dari 13 provinsi dan 3 kabupaten / kota. Pada tahun 2023 PPI akan membentuk 10 wilayah baru. Tidak semua provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia dapat dibentuk wilayah baru, karena konsentrasi periset hanya terpusat di beberapa wilayah.
Kata Ahyar, persyaratan untuk dapat membentuk wilayah baru, harus memiliki sekurang-kurangnya 30 keanggotaan aktif. Adapun jumlah anggota aktif PPI saat ini baru mencapai 8.300 orang dari sekitar 13.000 periset ASN.
“Kedepan, PPI akan terus melakukan pendataan jumlah periset secara inklusif, dan mengajak para periset swasta bergabung. Riset dan inovasi untuk kemajuan negeri, dana riset tak harus bergantung pada dana DIPA APBN yang terbatas, tapi lebih menilik kepada apa yang dibutuhkan oleh industri atau pasar sehingga pemanfaatannya lebih inklusif,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sumbar yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan Sumber Daya Provinsi Sumbar Erinaldi mengatakan penelitian dan pengembangan berperan penting dalam mendorong kemajuan suatu daerah.
Hasil penelitian dan pengembangan yang akurat dalam bentuk konsep, model, maupun skenario, katanya, merupakan pilihan kebijakan yang akan menjadi rekomendasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
“Riset kita perlu refocusing lagi. Riset yang kita lakukan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan wilayah. Jangan riset yang kita lakukan berdasarkan referensi dari luar, sementara di negeri kita tidak membutuhkan riset-riset seperti itu,” katanya.
Oleh sebab itu, ia mendorong agar PPI terus melakukan meningkatkan mutu riset untuk sumber daya yang lain. Diantaranya, PPI bisa hadir menyelesaikan persoalan pendidikan, stunting dan kemiskinan.
Erinaldi juga mengharapkan PPI sebagai wadah untuk melaksanakan kebijakan, agar informasi-informasi tersebut secara terus menerus meningkatkan kompetensinya untuk memproduksi dan menghasilkan invensi dan inovasi.
“Sehingga para periset dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan daya saing nasional di era global. Kondisi tersebut tentu jadi tugas kita bersama, dengan melakukan aksi-aksi yang dapat meningkatkan grade. Karena rasio tersebut bukan meningkatkan angka produktivitas, tapi malah angka pengangguran,” katanya.
Selain itu, Erinaldi juga menyampaikan beberapa titipan pesan lainnya dari Gubernur Sumbar Mahyeldi untuk PPI. “Tentang berkurangnya lahan pertanian, dan meningkatnya pendidikan yang berakibat pada berkurangnya jumlah petani,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, dalam pelantikan PPI Sumbar Periode 2023-2026 juga diisi dengan penandatangan MoU dengan beberapa stakeholder, diantaranya dengan Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY), Solok dan Universitas Pat Petulai Curup, Bengkulu.