Demokrasi Harus Diisi Hati dan Pikiran ‘Sehat’
Oleh: Farkhan Evendi
(Ketua Umum Bintang Muda Indonesia)
Partai Demokrat dengan kepemimpinan AHY, selalu diguncang oleh pihak pihak yang tidak menghendaki regenerasi kepemimpinan di dalam partai demokrat. Jargon “muda adalah kekuatan” seolah mengusik eksistensi politisi politisi tua.
Partai demokrat, salah satu partai yang lebih dulu maju, berani melakukan regenerasi. Di kepemimpina AHY inilah, struktur partai diisi oleh orang-orang muda.
AHY, paham betul bahwa pikiran orang orang muda masih enerjik dan solutif, yang akan membawa partai demokrat lebih maju, terbukti dengan hasil survei menempati posisi ke tiga besar. Ini sangat jelas kalau AHY benar benar berhasil dalam memimpin partai demokrat dan rakyat sangat menyukai gaya kepemimpinannya.
Namun, guncangan silih berganti datang menerpa kepemimpinan AHY yang menimbulkan kegaduhan politik, yang disebabkan elit politik dan aktor negara bernafsu untuk berkuasa yang melahirkan renungan kita sebagai berikut ;
Ditengah pandemi covid dan kemelaratan ekonomi bangsa seyogya nya elit politik menciptakan suasana damai, teduh dan melindungi segenap kebutuhan rasa aman nya.
Praktek politik kotor dengan cara belah bambu dan merusak rumah politik mestinya ditinggalkan karena akan terus melahirkan permusuhan dan kegaduhan. Fungsi partai sebagai wadah pendidikan politik dan penyadaran rakyat menjadi rusak serta nista. Ini harus di sadari oleh semua elit partai apalagi petinggi negara.
Demokrasi yang sehat perlu dijaga siapapun dan dimanapun, agar rakyat kembali percaya, dan keadilan serta kesejahteraan rakyat secepatnya bisa dilakukan.
Bangsa yang sehat perlu dimulai dari tradisi politik yang bersih dan santun. Dengan alasan tersebut kebijakan seoptimal mungkin akan menuju kepada kepentingan rakyat semata.
Perlombaan kebaikan menjadi tradisi dan atmosfir segar dari kebersamaan para tokoh dan penyelenggara negara. Rakyatlah yang akan merasakan baiknya.
Rencana Partai Demokrat membuat semacam kajian tentang etika politik dan peristiwa kudeta kemarin tentu semakin dinanti rakyat jika kajian itu bersifat rutin. Perlu adanya semacam posko “crisis centre” secara berkelanjutan agar hal serupa tak terjadi pada yang lain. Sebab goresan rencana kudeta kemarin adalah goresan yang menjadi rusaknya fitur demokrasi yang ada di rezim ini dan sulit untuk dilupakan generasi ke depan.
Senyuman khas negarawan rezim saat menerima silahturrahmi partai politik oposisi ternyata tak berbanding lurus dalam kebaikan nyata dalam kerjasama membangun demokrasi secara konstruktif di kesempatan lain.
Forum antisipasi terhadap kudeta berkelanjutan yang diantara kegiatannya adalah menggelar diksusi rutin soal etika berpolitik dalam menghadapi oposisi harus dijalankan secara berkelanjutan.
Partai Demokrat layak tampil sebagai muadzin bagi terjaganya marwah partai dari “tabrakan liar” Tirani yang gelap kekuasaan.
Takbir, Tahmid dan Puji-pujian perlu kita sampaikan kepada Allah Subhanawataalla atas gagalnya kudeta busuk kemarin. Kita juga berterimakasih kepada kader-kader yang teguh pada loyalitas dan idealisme untuk menyampaikan informasi jahat yang hendak dilakukan pada Partai Demokrat
Press Confress Ketum Demokrat AHY kemarin adalah perayaan bagi kemenangan Demokrasi dan perayaan marwah partai yang unggul disisi soliditas dan mewaspadai “orang lain” di sekitar Demokrat, tentu tak sepenuhnya kita bisa bersihkan tapi kita telah buktikan kita mampu menjaga bendera Demokrat, Bendera cita-cita Poros SBY, AHY dan Rakyat dalam mewujudkan Indonesia yang demokratis dan sejahtera
Kami juga menyampaikan bahwa kekuatan tambahan disegala penjuru terus berdatangan pada shaft Demokrat termasuk yang bergabung di organisasi sayap seperti Bintang Muda Indonesia, Untuk perjalanan baru, saling berjaga untuk sampai pada cita-cita dimana Partai Demokrat didirikan untuk menjaga Ibu Pertiwi.
Demokrat menekankan bahwa kualitas demokrasi adalah terletak pada kualitas ide dan gagasan bukan intrik dan money politic.
Cara-cara gelap mata yang berasal dari hati yang pura-pura menerima demokrasi padahal sesungguhnya di hatinya anti demokrasi, ini jelas sangat berbahaya bagi demokrasi itu sendiri.
Di masa pandemi mari para elite kembali mengingat tugasnya dalam menjaga rakyat dan kepentingan kita bersama, jangan kemudian menistakan demokrasi, memakan bangunan kerja kader partai politik dalam membangun partainya dan bersiap menghentikan kepongahan; gaya tak bersalah dan jiwa sok berkuasa dengan mengotori demokrasi dan mempermalukan diri sendiri apalagi dia seorang jendral.
Cikini , 5 februari 2021.