Delapan Desa Di Buleleng Bentuk Kawasan Perdesaan Denbukit
Berita Baru, Buleleng – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Buleleng, Nyoman Agus Jaya Sumpena menjelaskan bahwa terdapat delapan desa di Kabupaten Buleleng, Bali yang telah menjalin kerja sama antardesa dalam rangka membentuk Kawasan Perdesaan Denbukit.
Kerja sama dilakukan untuk pengembangan potensi dan juga pemecahan masalah di masing-masing desa.
“Delapan desa tersebut adalah Desa Panji, Desa Panji Anom, Desa Wanagiri, Desa Selat, Desa Ambengan, Desa Tegallinggah, Desa Sambangan di Kecamatan Sukasada dan Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Delapan desa ini akan menjadi Kawasan Perdesaan Denbukit”. Tutur Jaya Sumpena, dikutip dari Media Center Kabupaten Buleleng, Rabu (7/10).
Jaya Sumpena menjelaskan, kerja sama ini dilakukan untuk mengembangkan potensi maupun untuk memecahkan permasalahan yang mungkin terjadi antardesa tersebut. Tahap awal, delapan desa ini bersepakat menunjuk satu kreator yaitu Perbekel (Kepala Desa) Baktiseraga, Gusti Putu Armada.
“Kreator diperlukan sebagai koordinator untuk mengumpulkan apa saja yang perlu dikerjasamakan. Kreator akan mengirim surat kepada tujuh desa mengenai apa bentuk kerja sama yang akan dilakukan”. Terangnya.
Untuk menentukan bentuk kerja sama yang akan dilakukan, delapan desa harus melakukan musyawarah desa (musdes) terlebih dahulu. Musdes diperlukan agar menemukan bentuk kerja sama dan masyarakat desa tersebut mengetahui tentang kerja sama antardesa yang akan dilakukan. Keputusan tidak bisa diambil oleh perbekel saja.
“Selanjutnya, dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa. Lalu, terbitlah Peraturan Desa (Perdes) Kerjasama”. Ucapnya.
Setelah Perdes terbit, lanjut Jaya Sumpena, kemudian dibentuklah Badan Kerja sama Antar-Desa (BKAD). BKAD ini yang mengatur kerja sama yang berjalan, serta memfasilitasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bersama.
Untuk melakukan koordinasi selanjutnya, dibentuk Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (KPKP) Kabupaten Buleleng yang diketuai Sekda Buleleng dan anggotanya adalah instansi terkait yang dikerjasamakan oleh desa.
“Sampai saat ini ada tiga hal muncul yang akan dikerjasamakan yaitu pengelolaan air, pariwisata, dan keamanan. Tim Kecil dari Dinas PMD memfasilitasi agar kerjasama segera dilakukan. Nanti kawasannya ada Peraturan Bupati (Perbup) yang terbit”. Ungkapnya.
Kerja sama kawasan perdesaan ini sejalan dengan apa yang dicanangkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengenai “The Spirit of Sobean”. Dalam penentuan potensi yang terbaik di Buleleng, pemetaan masing-masing wilayah sangat diperlukan. Ini diperlukan mengingat masing-masing wilayah atau desa memiliki keunggulan tersendiri.
“Dengan kerja sama antardesa ini menguatkan apa yang menjadi potensi desa masing-masing dan saling mendukung”. Kata Bupati.
Kerja sama ini juga akan membuat promosi semakin mudah. Satu desa bisa juga menjual atau mempromosikan produk desa lainnya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng juga siap mempromosikan secara maksimal potensi-potensi yang ada, misalnya lewat Dinas Pariwisata jika tentang pariwisata atau PD Swatantra tentang penyerapan hasil pertanian.
“Kita promosikan secara maksimal tentang hal ini”. Lanjut Bupati.
Sementara itu, Kreator yang juga Perbekel Desa Baktiseraga Gusti Putu Armada memaparkan secara informal kerja sama sebenarnya sudah dilakukan. Namun, dengan langkah-langkah kerja sama ini seluruh pihak yang bekerja sama ingin membentuk suatu legal formal sehingga ada dasar hukumnya.
“Kita sudah terus bekerja. Namun, karena kondisi pandemi Covid-19 ini, kita sambil jalan dan diusahakan tahun 2021 sudah berjalan”. Paparnya lugas.
Kerja sama yang dibangun melihat potensi desa masing-masing. Dimana di bagian atas seperti Wanagiri dan sekitarnya ada banyak sumber air. Pengelolaan air tersebut bisa dikerjasamakan sehingga bisa memberikan manfaat bagi desa yang sudah bekerjasama.
Selain itu, lanjut dia, potensi pariwisata juga dimiliki. Baik itu desa-desa di atas seperti Wanagiri, Sambangan dan Panji. Begitu pula dengan Desa Baktiseraga dengan pantainya.
“Itu yang mungkin akan kita kerja samakan sambil menunggu Musdes tujuh desa lainnya”. Pungkas Armada.