CSED: Transformasi Digital Jadi Kunci Penguatan Ekonomi Syariah di Bulan Ramadhan
Beritabaru.co – Center for Sharia Economic Development (CSED) – INDEF menggelar diskusi bertajuk “Overview Ekonomi Ramadhan”, membahas dinamika ekonomi syariah selama bulan suci, pada Senin (24/03). Acara ini menghadirkan Prof. Nurul Hidayah, Dr. Hakam Naja, dan Dr. Handi Rizsa yang menyoroti tantangan serta peluang ekonomi syariah di Indonesia.
Prof. Nurul Hidayah mengungkapkan bahwa zakat dan wakaf terus meningkat, tetapi belum mencapai potensi maksimalnya.
“Zakat fitrah berperan dalam menekan inflasi secara makro, sedangkan zakat maal berdampak produktif dalam jangka panjang,” ujarnya.
Namun, rendahnya literasi keuangan syariah serta manajemen zakat dan wakaf yang masih tradisional menjadi tantangan utama.
Digitalisasi: Solusi untuk Ekonomi Syariah Lebih Transparan
Dalam diskusi ini, transformasi digital diangkat sebagai solusi utama dalam memperkuat ekonomi syariah.
“Transformasi digital melalui blockchain dan smart contracts diperlukan guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas,” kata Prof. Nurul Hidayah.
Selain itu, integrasi filantropi dengan investasi syariah serta pemberian insentif pajak bagi muzakki dan investor wakaf dinilai dapat meningkatkan efektivitas ekonomi syariah.
Regulasi dan Inovasi Finansial untuk Stabilitas Ekonomi Syariah
Dr. Hakam Naja menyoroti lonjakan harga emas dan perannya dalam stabilitas ekonomi syariah. Ia menegaskan bahwa bank emas perlu memiliki cadangan fisik dan lebih banyak mendukung UMKM.
Sementara itu, Dr. Handi Rizsa menyoroti peran Danantara sebagai sovereign wealth fund dalam mempercepat investasi syariah. Ia menilai bahwa penerbitan sukuk bisa menarik investor global, terutama dari Timur Tengah.
Regulasi yang lebih kuat, optimalisasi digitalisasi zakat, serta sinergi ekonomi syariah dengan program sosial menjadi kunci dalam memperkuat stabilitas ekonomi syariah, terutama selama bulan Ramadhan.