Cicilia Sulastri dan Langkah Pasti KLHK Tingkatkan Kepedulian Anak Muda pada Lingkungan
Berita Baru, Jakarta – Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cicilia Sulastri membeberkan langkah-langkah dalam rangka meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan hidup dan kehutanan.
Sebagaimana ia sampaikan dalam gelar wicara BERCERITA (Berbagi Cerita Dibalik Berita) Serial Publikasi dan Diseminasi Praktik Baik: Perempuan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan pada Jumat (18/2), langkah pertama adalah dengan membangun kerja sama dengan warga sekolah.
Warga sekolah yang dimaksud mencakup anak-anak muda yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
Menurut Cicilia, dalam interaksi ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki satu gerakan yang ia sebut gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah atau yang populer dengan istilah Program Adiwiyata.
“Jadi, kami sering berinteraksi dengan anak-anak muda, yakni melalui gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup,” ungkapnya dalam diskusi hasil kerja sama antara Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Gender (PUG) KLHK, The Asia Foundation (TAF), dan Beritabaru.co.
Tulang punggung dari Program Adiwiyata adalah pembinaan terhadap anak-anak muda di lingkup sekolah terkait lingkungan hidup.
Materi dan pendampingan yang diberikan berkisar pada langkah-langkah menjadi anak muda yang berbudaya lingkungan dan strategi menerapkan perilaku ramah lingkungan di sekolah.
“Kami melakukan pembinaan, bagaimana cara melakukan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup, bagaimana menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup dalam proses pembelajaran di sekolah, di lingkungan sekitar, rumah, dan juga daerah setempat,” papar Cicilia.
Adapun langkah yang kedua adalah mengadakan pelatihan kader lingkungan hidup. “Mereka kami latih dan kami pantau serta dampingi dalam melaksanakan aksinya,” kata Cicilia.
Langkah ketiga adalah pelaksanaan lomba khusus untuk anak muda. Ada banyak lomba yang digelar, lanjut Cicilia, antara lain: lomba membuat poster, lomba mars adiwiyata, dan jurnalistik lingkungan.
Tidak berhenti di situ, untuk mendorong minat anak muda pada lingkungan, KLHK juga sering mengadakan pameran lingkungan hidup dan kehutanan.
“Konsepnya itu ada aksi di ruang publik. Tujuannya ya untuk mengkampanyekan isu lingkungan hidup,” tegasnya.
Dari penghargaan hingga konservasi lingkungan sekolah
Dalam diskusi yang dipandu oleh Nureza Dwi Anggraeni ini, Cicilia juga menyampaikan bahwa di antara semua strategi di atas, yang paling berdampak adalah strategi yang pertama: Program Adiwiyata.
Program Adiwiyata pertama kali diselenggarakan pada 2009. Dalam program ini, selain pembinaan yang melibatkan langsung anak-anak sekolah dari SD hingga SMA, ada juga tahap penilaian dan penghargaan.
“Di sini kami mendorong gerakan tadi dengan pelaksanaanya dari pihak sekolah secara langsung dengan melakukan pembinaan dan bagi sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan, kami akan evaluasi dan beri penghargaan adiwiyata,” jelas Cicilia.
Penghargaan yang diberikan pun memiliki tiga tingkatan: Kabupaten yang diberikan langsung oleh Bupati, Provinsi oleh Gubernur, dan Nasional oleh Menteri LHK.
Meski demikian, Cicilia menyebut bahwa penghargaan bukanlah satu-satunya tujuan dari diadakannya Program Adiwiyata.
Tujuan yang lebih mendasar, tegasnya, ada dua (2). Pertama, agar anak-anak muda bisa memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan berbudaya lingkungan hidup, sedangkan kedua adanya peningkatan kualitas lingkungan hidup di sekolah.
“Agar juga kualitas lingkungan hidup di sekolah meningkat. Ada kegiatan konservasi, hemat air, hemat listrik, dan sebagainya,” tutur Cicilia.
Karena konsep dan paparannya tersebut, untuk menggalakkan Program Adiwiyata, KLHK harus menggandeng pihak-pihak lain, meliputi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Perguruan Tinggi, dan pihak swasta.
“Dari pihak swasta nanti kita bisa kerja sama di bagian CSR,” ungkapnya.