China Buat Mock-up Kapal Perang AS untuk Dijadikan Targer Rudal
Berita Baru, Beijing – Militer China buat mock-up kapal perang AS untuk dijadikan target rudal di gurun Xinjiang, seperti yang ditunjukkan dalam gambar satelit MAXAR pada Minggu (7/11).
Menurut laporan Institut Angkatan Laut AS (USNI), mock-up atau maket tersebut terlihat mirip dengan kapal induk dan kapal perang Angkatan Laut AS dan lokasi wilayah tersebut telah digunakan untuk pengujian rudal balistik
“Maket itu mencerminkan upaya China untuk membangun kemampuan anti-kapal induk, khususnya melawan Kapal Angkatan Laut AS, karena ketegangan tetap tinggi dengan Washington atas Taiwan dan Laut China Selatan,” kata laporan tersebut.
Gambar satelit menunjukkan garis besar skala penuh dari kapal induk AS dan setidaknya dua kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke telah dibangun di tempat yang tampaknya menjadi kompleks jangkauan target baru di Gurun Taklamakan.
Gambar-gambar itu juga menunjukkan sistem rel selebar 6 meter dengan target seukuran kapal terpasang di atasnya, yang menurut para ahli dapat digunakan untuk mensimulasikan kapal yang bergerak.
Menurut laporan tahunan terbaru Pentagon tentang militer China, Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) melakukan peluncuran tembakan langsung pertama yang dikonfirmasi ke Laut China Selatan pada Juli 2020, menembakkan enam rudal balistik anti-kapal DF-21 ke perairan utara Kepulauan Spratly, di mana China memiliki sengketa wilayah dengan Taiwan dan empat negara Asia Tenggara.
Seorang peneliti di Rajaratnam School of International Studies di Singapura mengatakan uji coba penembakan rudal di laut itu menunjukkan China masih belum dapat menciptakan peluru kendali balistik anti kapal atau anti-ship ballistic missile (ASBM) yang akurat.
“Saya tidak berpikir target gurun akan menjadi tahap akhir. Ini dimaksudkan untuk penyempurnaan lebih lanjut,” kata Koh, dilansir dari Reuters.
Selain itu, Koh juga mengatakan uji coba rudal balistik anti-kapal di gurun tidak akan mencerminkan kondisi realistis lingkungan laut karena tidak bisa mengetahui sensor dan penargetan yang baik, tapi akan memungkinkan China untuk melakukan uji coba dengan lebih aman.
“Cara terbaik untuk mengujinya dan menjauhkannya dari pengintaian aset militer dan intelijen AS adalah dengan melakukannya di pedalaman,” katanya.
Negara-negara tetangga, khawatir tentang rudal yang mengenai kapal lain di sekitar target, mungkin juga keberatan dengan pengujian China di laut, tambahnya. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Juli tahun ini bahwa AS akan membela Filipina jika diserang di Laut China Selatan dan memperingatkan China untuk menghentikan “perilaku provokatifnya”.