“Program beasiswa riset ini sangat erat kaitannya dengan BRIN. Sebagai penanggung jawab program manajemen talenta nasional untuk riset dan inovasi, BRIN mencakup ekosistem riset inovasi secara nasional, termasuk di perguruan tinggi,” jelas Handoko.
Ia juga menambahkan bahwa program manajemen talenta nasional memiliki tiga fokus utama: olahraga di bawah Kemenpora, seni budaya yang dikelola Kemendikbud, serta riset dan inovasi yang menjadi tanggung jawab BRIN. Sejak awal 2022, BRIN telah mengembangkan berbagai skema dukungan untuk mahasiswa, terutama mereka yang berada dalam tahap tugas akhir hingga pascadoktoral.
“BRIN telah menyiapkan skema yang memungkinkan mahasiswa dari S-1 tugas akhir langsung melanjutkan ke S-2, S-3, bahkan pascadoktoral tanpa jeda. Ini penting untuk mendorong talenta muda kita yang memiliki ide-ide bagus dan semangat tinggi,” tambahnya.
Handoko juga melihat sinergi antara program BAZNAS dan BRIN sebagai peluang untuk memberdayakan mustahiq atau penerima zakat. “Kami yakin program BAZNAS yang luas dapat disinergikan dengan skema BRIN. Meski skema kami tidak terbatas pada mustahiq, mereka tentu bisa ikut serta dengan syarat tertentu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Handoko mengajak BAZNAS untuk bekerja sama lebih erat dengan BRIN, khususnya melalui Deputi SDM Iptek BRIN yang memiliki berbagai skema dukungan studi. BRIN, setiap tahunnya, mendukung hampir 1.000 mahasiswa dari S-1 hingga S-3, dan Handoko melihat potensi untuk menggabungkan skema ini dengan program BAZNAS.
“Ini akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendampingan yang sudah berjalan. Kami bisa menyasar anak-anak yang memiliki kapasitas namun kurang berkesempatan, agar mereka dapat menjadi muzaqi masa depan yang berkontribusi untuk bangsa,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Noor Achmad, menjelaskan bahwa Program Beasiswa Riset BAZNAS bertujuan mendukung pemberdayaan masyarakat, khususnya para mustahiq. Sebanyak 150 beasiswa riset disediakan untuk jenjang pendidikan S-1, S-2, S-3, serta penelitian umum.
“Jumlah beasiswa riset yang kami berikan sebanyak 150, dengan masing-masing 50 beasiswa untuk S-1, S-2, dan sisanya untuk S-3 serta riset umum. Bantuan yang diberikan bervariasi, mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 30 juta, tergantung pada bidang risetnya. Meskipun dana ini masih terbatas, namun dampaknya sangat besar,” ungkap Noor Achmad.
Dengan peluncuran Program Beasiswa Riset ini, BAZNAS berharap dapat lebih banyak memberdayakan masyarakat miskin di Indonesia, sekaligus mendorong inovasi dan riset yang dapat membawa perubahan signifikan dalam kehidupan mustahiq. Noor Achmad juga menyatakan keinginannya agar penerima beasiswa ini suatu hari dapat meraih penghargaan internasional, seperti Nobel, sebagai bagian dari kontribusi mereka untuk masa depan Indonesia.