BNPB Tetapkan Tanggap Darurat Bencana Kelaparan di Yahukimo, Papua
Berita Baru, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan status Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, seiring dengan kondisi kelaparan yang disebabkan oleh kekeringan dan bencana longsor.
Demikian juga, Pemerintah Kabupaten Yahukimo telah mengeluarkan status darurat bencana yang berlaku hingga 1 November 2023.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan bahwa dengan status tanggap darurat ini, BNPB dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan lebih cepat.
“Pemkab Yahukimo telah menetapkan status tanggap darurat sehingga BNPB bisa langsung turun memberikan bantuan, kami akan kirimkan logistik dan anggaran yang bisa langsung digunakan Pemkab Yahukimo dan masyarakatnya,” ucap Suharyanto pada Kamis (26/10/2023).
Dalam upaya membantu wilayah terdampak, BNPB akan menyediakan bantuan seperti beras, makanan siap saji, tenda pengungsi, dan berbagai barang lainnya. Mereka juga akan menggunakan pesawat jenis Cessna Grand Caravan untuk mempermudah pendistribusian bantuan.
“Kami siapkan beras 20 ton, makanan siap saji 10.000 paket, biskuit protein 10.000 bungkus, tenda pengungsi 5 unit, sembako 1.500 paket, hygiene kits 1.500 paket, solar panel 50 unit, dan anggaran operasional Rp1 miliar,” tambah Suharyanto.
Dalam menjalankan operasionalnya, BNPB akan menggunakan pesawat untuk mencapai titik-titik terdampak di wilayah Yahukimo yang saat ini hanya dapat dijangkau melalui jalur udara.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Yahukimo menyatakan bahwa saat ini belum ada laporan mengenai kematian akibat kelaparan di Distrik Amuma. Menurut Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, angka kematian yang terjadi di distrik tersebut tidak disebabkan oleh kelaparan masif, melainkan karena penyebab seperti malaria dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Yahuli juga menegaskan bahwa pemerintah setempat telah mengirimkan bantuan berupa beras dan akan mengirimkan bahan pokok serta obat-obatan untuk mengatasi situasi kekurangan pangan.