Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

BMKG: Indonesia Mampu Mengatasi Krisis Air akibat Perubahan Iklim
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (Foto: Beritasatu)

BMKG: Indonesia Mampu Mengatasi Krisis Air akibat Perubahan Iklim



Berita Baru, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Indonesia memiliki kemampuan teknologi yang cukup baik untuk mengatasi krisis air yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya teknologi yang mumpuni dalam meminimalisir risiko bencana alam akibat perubahan iklim.

Dwikorita menjelaskan bahwa teknologi yang canggih memungkinkan informasi dan data cuaca dan iklim untuk dipublikasikan kepada masyarakat, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah pencegahan, mitigasi, dan pengurangan risiko bencana sebelum bencana terjadi.

Namun, Dwikorita juga menyadari adanya kesenjangan yang signifikan antara negara maju dan negara berkembang, terutama negara kepulauan dan miskin, dalam hal kapasitas sosial-ekonomi dan teknologi.

“Kesulitan ini berdampak pada ketangguhan suatu negara dalam mengadaptasi dan memitigasi dampak perubahan iklim, terutama yang terkait dengan ketersediaan air, pangan, dan energi,” katanya pada Selasa (17/10/2023).

Menurutnya, berdasarkan laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO), negara maju hanya mengalami kerugian sekitar 0,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akibat perubahan iklim, sementara negara berkembang menghadapi dampak yang jauh lebih besar, bahkan hingga 100 persen terhadap PDB.

Dwikorita menyimpulkan bahwa kerjasama global dalam mengatasi perubahan iklim dan krisis air adalah kunci untuk menutup kesenjangan ekonomi yang memengaruhi kesejahteraan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi tantangan ini.

Dia menyatakan bahwa World Water Forum (WWF) yang akan diadakan di Bali pada Mei 2024 dapat menjadi momentum kolaborasi lintas bangsa dalam mengantisipasi krisis iklim dan air, baik dalam skala global maupun regional dan lokal.

Dwikorita menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, akademisi, sektor swasta, masyarakat, dan media, dalam mengatasi krisis air yang akan datang.