BMKG dan UNAMIN Sorong Gelar Program Literasi Iklim untuk Mahasiswa Papua Barat Daya
Berita Baru, Papua Barat – Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (PAG) Puncak Vihara Klademak Sorong berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) untuk memperkuat literasi iklim di kalangan generasi muda Papua Barat Daya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap isu perubahan iklim dan tindakan mitigasi serta adaptasi yang diperlukan.
Kegiatan bertajuk “Wujudkan Generasi Muda Yang Tanggap dan Peduli Aksi Perubahan Iklim” ini dilaksanakan pada 9-10 September 2024, melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan seperti Teknik Lingkungan, Kehutanan, Agroteknologi, dan Manajemen Sumber Daya Perairan. Program ini terdiri dari kuliah umum dan diskusi terkait literasi iklim serta peran generasi muda dalam menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah Papua Barat Daya.
Dalam sambutannya, Plt. Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Marjuki, M.Si, menjelaskan bahwa perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global terbesar yang perlu dihadapi dengan dua langkah utama, yaitu adaptasi dan mitigasi. “Adaptasi dan mitigasi adalah langkah yang harus berjalan seiring dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu poin dari Sustainable Development Goals (SDGs) adalah aksi iklim. Generasi muda perlu dibekali dengan pengetahuan untuk menghadapi tantangan ini,” ujarnya, dikutip dari rilis berita BMKG pada Selasa (17/9/2024).
Marjuki juga menambahkan, “Dalam laporan IPCC, generasi muda yang lahir pada tahun 2020 akan menghadapi paparan perubahan iklim yang lebih besar. Apakah kita akan menunggu atau melakukan aksi sejak dini? BMKG aktif merangkul generasi muda, memberi pembekalan dan literasi untuk mempersiapkan mereka sebagai aktor penting dalam mitigasi perubahan iklim di masa depan.”
Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, Sumber Daya, dan Unit Usaha UNAMIN Sorong, Ir. H. Irman Amri, S.T., M.T.IPM, mengajak mahasiswa untuk berperan sebagai Agent of Change. “Mahasiswa dengan pengetahuan yang dimiliki bisa menjadi bagian dari solusi untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim. Mulailah dengan langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi emisi karbon,” katanya.
Kegiatan ini mencakup pemahaman tentang unsur-unsur Meteorologi, Klimatologi, dan Kualitas Udara (MKKu), pengenalan peralatan observasi, serta cara-cara mengatasi dampak perubahan iklim dan pencemaran udara. Dalam sesi lainnya, mahasiswa juga diajak untuk menjadi Climate Influencer, menciptakan komunitas masyarakat yang sadar akan perubahan iklim dan siap menghadapi risiko bencana.