Berolahraga Cukup Satu Kali Seminggu Mengurangi Resiko Alzheimer
Berita Baru , Korea – Dengan berolahraga setidaknya sekali seminggu dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer. Meskipun jika kita sudah memiliki masalah memori.
Dilansir dari Dailymail.co.uk , Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Yonsei, Korea memeriksa catatan kesehatan orang-orang dengan kondisi yang dikenal sebagai gangguan kognitif ringan yang menyebabkan mereka memiliki lebih banyak masalah memori daripada orang-orang seusia mereka biasanya.
Mereka dengan kondisi yang berolahraga setidaknya sekali seminggu, tercatat 18 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengidap Alzheimer dibandingkan orang dengan gaya hidup yang lebih tidak banyak bergerak.
Orang dengan gangguan kognitif ringan memiliki risiko sepuluh kali lipat lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit Alzheimer daripada populasi total secara umum.
Peneliti Korea mengatakan dengan melakukan aktivitas fisik yang kuat hingga sedang, selama setidaknya sepuluh menit lebih dari sekali seminggu, memiliki penurunan terbesar dalam risiko keseluruhan terkena Alzheimer di kemudian hari sebesar 18 persen.
Mereka yang mulai berolahraga setelah didiagnosis Alzheimer, masih memiliki risiko 11 persen lebih rendah terkena penyakit Alzheimer dibandingkan orang yang tidak berolahraga sama sekali.
Namun, agar faktor risiko tetap lebih rendah, individu harus terus berolahraga bahkan setelah diagnosis positif. karena berhenti berolahraga akan membuat penderita kembali ke titik awal, ungkap peneliti.
Hanna Cho, penulis studi mengatakan, olahraga teratur harus direkomendasikan untuk pasien dengan gangguan kognitif ringan untuk melindungi dari penyakit Alzheimer.
“ Bahkan jika seseorang dengan gangguan kognitif ringan tidak berolahraga secara teratur sebelum didiagnosis, hasil kami menunjukkan bahwa mulai berolahraga secara teratur setelah terdiagnosis positif, dapat secara signifikan menurunkan risiko terkena penyakit Alzheimer”, tambah Hanna, Pada Senin (16/11).
Penulis menggunakan data catatan kesehatan elektronik dari orang yang didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan dari Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea sejak 2009 hingga 2015. Dengan usia rata-rata peserta adalah antara 64 dan 69 tahun.
Aktivitas fisik diukur dengan menggunakan kuesioner yang menanyakan peserta, berapa banyak mereka telah berolahraga dalam tujuh hari sebelumnya.
Dari 247.149 peserta yang termasuk dalam penelitian ini, 99.873 tidak berolahraga secara teratur, sebanyak 45.598 mulai berolahraga setelah didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan, 45.014 berhenti berolahraga setelah diagnosis dan 56.664 berolahraga lebih dari sekali seminggu sebelum dan sesudah diagnosis.
Pada akhir masa tindak lanjut peserta, sebanyak 8,7 persen dari mereka yang tidak berolahraga, didiagnosis dengan penyakit Alzheimer dibandingkan dengan 4,8 persen dari mereka yang berolahraga lebih dari sekali per minggu.
Dari mereka yang mulai berolahraga setelah didiagnosis, 6,3 persen melanjutkan untuk terdiagnosis Alzheimer, dibandingkan dengan sebanyak 7,7 persen dari mereka yang berhenti berolahraga.
Penulis menyarankan bahwa olahraga teratur dapat meningkatkan produksi molekul khusus yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup neuron atau meningkatkan aliran darah ke otak.
Mereka berteori bahwa hal ini dapat mencegah penurunan volume otak yang sering dikaitkan dengan demensia pada usia senja.
Para penulis mengingatkan bahwa informasi tentang aktivitas fisik dikumpulkan pada dua titik waktu selama penelitian, tidak diketahui apakah jenis, intensitas, durasi atau frekuensi latihan peserta dapat berubah di titik lainnya.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai seberapa lama efek pencegahan dari aktivitas fisik biasa terhadap penyakit Alzheimer saat berlangsung. Juga untuk menyelidiki mekanisme biologis yang mendasari efek pencegahan tersebut.