Berbagi Pengalaman Pengelolaan Dana CSR ke Kades Indonesia Timur, Desa Socorejo Tuban Mendapat Apresiasi
Beritabaru.co, Jakarta. – Desa Socorejo Tuban terpilih untuk berbagi pengalaman pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Kepala Desa dan Camat se Kabupaten Alhmahera Utara, Maluku Utara. Bertempat di Hotel Jayakarta Jakarta, hadir langsung sebagai narasumber Kepala Desa Socorejo, Zubas Arif Rahmat Hakim, S.Hi atau akrab disapa Kang Arif.
Dalam acara yang didukung oleh Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) itu, Kang Arif memeparkan tantangan dan capaian pengelolaan CSR di desanya. Ia menjelaskan dalam pengelolan CSR, harus berpijak pada potensi desa.
“Dalam pengelolaan CSR tentu tidak bisa dilepaskan dari potensi desa. Bagi kami, warga Socorejo, yang berada di pesisi pantai dan rata-rata warganya adalah nelayan dan petani, pemberdayaan masyarakat harus berkaitan dengan itu,” katanya, Rabu (24/7).
Melihat potensi tersebut, di Socorejo program dan dana CRS, selain dialokasikan ke insfrastruktur, juga dialokasikan ke pemberdayaan di berbagai bidang. Sedangkan mekanisme penyalurannya bisa langsung atau melalui Bumdes.
“Melalui Bumdes kami membuat unit usaha suplayer air bersih ke kapal-kapal PT. Semen Indonesia, jasa perawatan bui/rambo-rambo kapal yang berada di wilayah PT. Semen Indonesia, menjual produk beras pulen, kerupuk ikan dan trasi, serta peternakan dan perikanan. Baru-baru ini sebagaimana diberitakan, kami mengadakan program BJS Ketenaga Kerjaan kepada warga dengan pembayaran bank sampah, jimpitan hasil laut, anak mengabdi dan lewat CSR beberapa perusahaan di sekiar,” ungkapnya.
“Kami berharap program-program tersebut selain meningkatkan pendapatan Bumdes–yang hasilnya nanti diberikan kepada warga, salah satunya berbentuk paket sembako tiap enam bulan sekali kepada 1150 kepala keluarga–juga memberi manfaat lain, seperti kebersihan lingkungan, kesehatan, memangkas tengkulak, pemberdayaan nelayan dan petani serta menghindarkan dari akonflik sosial,” tambahnya
Diakui Kang Arif, semenjak banyak perusahaan di Socorejo konflik sosial di masyarakat juga ikut menguat.
“Ibaratnya ada gula ada semut, ada potensi anggaran ada potensi rebutan. Cukup sulit meredam itu, tapi alhamdulillah lewat transparansi anggaran dan kebijakan, menejemen pengelolaan serta musyawarah, hal itu dapat diatas,” katanya.
Menyikapi konflik CSR, Kepala Bidang Pembardayaan Masyarakat Desa (Kabid PMD) Tuban, Athok Wahyudi membenarkan. Menurutnya konflik itu juga yang seolah menjadi rujukan diturunkannya CSR.
“Kalau ada konflik, CSR baru turun. Ini kan tidak benar. CSR itu kewajiban perusahaan untuk pemberdayaan masyarakat dan diatur undang-undang. Jadi ada dan tidaknya konflik (masyarakat menggugat) CSR harus tetap dikeluarkan,” kritik Athok, yang juga diundang sebagai narasumber.
Menanggapi presentasi Kang Arif, Kabid PMD Almahera Utara, Nyoter Koenoe memberi apresiasi. Ia berharap dari acara tersebut, Almahera Utara bisa lebih maju.
“Kami di Almahera Utara sering disebut sebagai daerah (kelas) dua yang tidak lebih maju dari daerah lain. Padahal di Almahera ada tambang emas terbesar kedua di Indonesia, yaitu PT. Nusa Almahera Mineral. Kami berharap dari pengelolaan CSR perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Almahera,” katanya. [Dafit]