Batam, Primadona Investasi Indonesia Bagian Barat
Berita Baru, Yogyakarta – Wakil Ketua BP Batam Purwiyanto mengatakan bahwa Pulau Batam menjadi wilayah strategis sebagai pintu perdagangan internasional bagi Indonesia. Potensi ini terus dikembang Indonesia guna memajukan ekonomi nasional.
Menurut Purwiyanto, Batam strategis karena berada di antara negara Singapura dan Malaysia, yang dipisahkan oleh Selat Malaka. Dan Batam juga telah diakui sebagai kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Dan bahkan, disampaikan Purwiyanto, Pemerintah pusat juga telah menetapkan dua kawasan ekonomi khusus di Batam, hal ini menunjukkan komitmen untuk mengembangkan ekonomi di wilayah ini.
Selain itu Pemerintah pusat juga telah merilis kebijakan mengenai pengelolaan kawasan peran luas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun (BBK). Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan ekosistem investasi, pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing kawasan.
“Ketentuan tersebut menjadi angin segar bagi para investor asing dan secara otomatis meningkatkan nilai tambah Kota Batam untuk bersaing dengan negara lainnya di kawasan Asia Pasifik,” kata Purwiyanto, dalam seminar ‘Membangun Semangat Ekspor untuk Peningkatan Ekonomi Nasional’ yang diselenggarakan di Grand Orchid Hotel, Yogyakarta, 27 November 2024.
Pada kesempatan ini, Purwiyanto juga menyampaikan, Kota Batam selalu menjadi primadona dan perbincangan hangat bagi seluruh pihak karena potensi bisnisnya yang tanpa batas. Hal ini dibuktikan melalui catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM).
“Investasi asing di Kota Batam naik 48,5 persen atau sebesar lebih kurang Rp11,34 triliun dengan jumlah 1.738 proyek,” sebutnya.
Oleh sebab itu, untuk terus menggencarkan investasi di kota Batam, pihaknya memulai rencana besar pembangunan dengan melakukan perbaikan dan pengembangan pada fasilitas umum.
“Sebagai gerbang internasional di Indonesia bagian barat, BP Batam membutuhkan infrastruktur yang menghubungkan Kota Batam dengan seluruh dunia,” pungkasnya.
Senada, Biro Hubungan Komunikasi media dan antar lembaga BP Batam, Prayuli Irianti menyampaikan bahwa lebih dari setengah abad perjalanan BP Batam terus berupaya membangun Kota Batam melaju menuju kota industri yang diperhitungkan.
“Batam memiliki daya tarik tersendiri sebagai investasi dengan wilayah yang berstatus sebagai pelabuhan dan perdagangan bebas serta kawasan ekonomi khusus, yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung bagi investor,” kata Prayuli Irianti, saat membuka acara tersebut.
Menurut Prayuli Irianti, banyaknya perusahaan di Batam memberikan dampak yang sangat positif terhadap iklim investasi dan kegiatan ekspor, serta memungkinkan terjadinya kerjasama dalam jumlah yang sangat besar.
“Tidak berlebihan rasanya, jika kami menyebut kota Batam sebagai primadona investasi di wilayah Indonesia bagian barat,” tegasnya.
Prayuli Irianti juga berharap, dengan adanya seminar ini, semangat untuk peningkatan ekonomi baik lokal maupun nasional juga dapat diterapkan di berbagai daerah di seluruh Indonesia, termasuk DI. Yogyakarta.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar yang merupakan hasil kerjasama Komisi VI DPR RI dengan BP Batam ini, Ainurraahman, perwakilan dari DPR RI. Sementara M. Syarif Hasyim dan Dewi Rusmalawati Nur sebagai pembicara ahli.