Bappenas Gandeng PBNU Entaskan Kemiskinan Ekstrim
Berita Baru, Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menjalin kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka mengentaskan kemiskinan ekstrem yang ada di Indonesia.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam agenda Peringatan Nuzulul Qur’an PBNU di Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/4).
Gus Yahya mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan agenda yang krusial dan penting karena menyangkut upaya PBNU dalam melaksanakan amanat UUD 1945, yakni fakir miskin dipelihara oleh negara.
“Kerja sama ini merupakan agenda yang sungguh-sungguh bertujuan untuk menangani kemiskinan ekstrem yang ada di tanah air khususnya di kalangan warga Nahdliyin. Insyaallah kerja ini akan kita kerjakan dengan sebaik-baiknya,” kata Gus Yahya, pada acara yang tayang di Channel YouTube TVNU.
Ketua Umum PBNU menilai kelak juga akan ada agenda jangka panjang SDGs (pembangunan berkelanjutan) yang mana merupakan agenda jangka panjang sampai sekian tahun mendatang.
“Ini semua adalah upaya NU, wujud dari pelaksanaan tanggung jawab NU kepada bangsa, negara dan seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Suharso dalam sambutannya menjelaskan pengentasan kemiskinan ekstrem merupakan salah satu tugas berat yang tengah dihadapi bangsa Indonesia. Menurutnya, masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrem adalah mereka dengan penghasilan di bawah USD 1,9 per hari.
“Di Indonesia hari ini, penduduk yang kategorinya miskin ekstrim itu, kira-kira 10,5 juta jiwa dan pada 2019 jumlah itu menurun. Namun setelah terjadi COVID-19 kembali naik. Alhamdulillah pada tahun lalu jumlah tersebut kita bisa turunkan kembali,” ujar Suharso.
Ia menargetkan di tahun 2024 mendatang, jumlah 10,5 juta orang miskin ekstrem tersebut dapat turun hingga menjadi 1%. Suharso mengaku ini merupakan tugas berat yang membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk PBNU.
“Dengan demikian, para Nahdliyin di semua tingkatan akan bersama-sama dengan Bappenas untuk bersama-sama mengatasi kemiskinan ekstrem,” tuturnya.
Suharso juga memaparkan ada dua pendekatan untuk melakukan penanganan kemiskinan di Indonesia.
“Pertama, membantu warga untuk meningkatkan daya beli atau dengan cara memberikan bantuan langsung. Kedua, melakukan pemberdayaan yang dilakukan melalui kerja sama antara Bappenas dan PBNU,” tuturnya.
“Kami berharap, mudah-mudahan kemiskinan ekstrem di Tanah Air, bisa kita turunkan bersama. Sebab mereka semua ada di seluruh pelosok Tanah Air, dengan bentuk yang beragam,” pungkas Menteri Suharso. (mkr)