Banjir Bandang Iran Sapu Provinsi Fars, 21 Orang Meninggal
Berita Baru, Teheran – Sedikitnya 22 orang meninggal dalam bencana banjir bandang yang disebabkan oleh hujan lebat di provinsi selatan Iran, Fars, pada Sabtu (23/7).
Gubernur Fars, Yousef Kargar mengatakan kota Estabhan menjadi kota yang paling parah dilanda hujan deras hingga air menggenangi sungai Roudbal.
Banjir di Iran diperparah dengan kekeringan, karena air hujan tidak mampu menembus bumi yang terbakar matahari.
Yousef Kargar mengatakan beberapa orang yang mengunjungi tepi sungai terperangkap oleh naiknya permukaan air.
Sedikitnya 55 orang diselamatkan, dan setidaknya satu orang dinyatakan hilang, kata kepala departemen manajemen krisis Fars Khalil Abdollahi kepada Reuters.
Iran adalah negara yang sebagian besar gersang dan telah mengalami beberapa kekeringan selama dekade terakhir, yang telah membuat tanah lebih keras dan lebih padat. Fenomena ini terutama disebabkan oleh perubahan iklim.
Tidak semua kekeringan disebabkan oleh perubahan iklim, tetapi kelebihan panas di atmosfer menarik lebih banyak uap air dari bumi dan memperburuk kekeringan.
Suhu dunia tercatat mengalami peningkatan sekitar 1,1C sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pemotongan tajam terhadap emisi.
Pada 2019, beberapa kota dan desa di Iran harus dievakuasi oleh hujan lebat, yang berlangsung selama tiga minggu dan membuat sebagian besar negara itu terendam. Sedikitnya 76 orang tewas.