Arsiteki Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Yu Sing Sebut Jakarta Butuh Bangunan Panggung
Berita Baru, Jakarta – Warga Bukit Duri menangis bahagia saat peletakan batu pertama pembangunan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung di RW 05 Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, pada Kamis kemarin.
Kampung susun yang dibangun secara vertikal tersebut nantinya akan ditempati oleh keluarga korban penggusuran di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, pada 2016 silam.
Kampung susun yang dibangun di atas tanah seluas 4.000 meter persegi dan memiliki segudang keistimewaan itu merupakan maha karya tim arsitek di bawah pimpinan Yu Sing.
Yu Sing menyebut, Jakarta, khususnya wilayah Bukit Duri, membutuhkan desain bangunan panggung karena pada dasarnya Jakarta adalah kota air dan rawa-rawa.
“Kita bisa melihat peta dari tahun 1800 sekian sampai 1940an itu maaih sangat banyak air,” kata Yu Sing saat sambutan dalam mendapingi Gubernur DKI Anies, Kamis (7/10).
Menurut Yu Sing, kesalahan desain tata kota terjadi sejak Jakarta dibangun VOC dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia, dari kota air menjadi kota daratan.
“Dikeringkan semua airnya, ditimbun, termasuk sungai diturap, dan pinggir sungai yang harusnya sempadan sungai atau dataran banjir diubah menjadi jalan dan sekarang diubah menjadi peraturan jalan inspeksi, disitulah dimulainya Jakarta bermasalah dengan banjir,” tuturnya.
Bahkan ketika itu, lanjut Yu Sing, waktu VOC masih sangat banyak ruang biru di Jakarta, Jakarta masih kebanjiran. Karena harusnya VOC membangun bangunan panggung bukan daratan seperti di kota lain yang bukan di pesisir.
“Jadi desain ini kami mencoba mengadaptasi kondisi Jakarta yang di pesisir, yang harus menerima air begitu banyak dan sekarang akan tambah banyak, dengan membuat bangunan panggung dan jalanan lingkungan di dalamnya juga panggung,” ujarnya.
“Ini prinsipnya kita akan mengembalikan jakarta menuju kota air tetapi bukan permanen air. Pada saat musim hujan dia bisa menjadi air, pada musim kering dia bisa menjadi kebun,” imbuh Yu Sing.
You Sing berharap dengan bangunan panggung dan jalanan panggung aktifitas warga tidak terganggu. “serta kebutuhan air dan kebutuhan air untuk masuk ke dalam setiap lahan yang memang dibutuhkan juga ada ruangnya,” ungkapnya.
Kemudian, katanya, dengan desain tersebut, mereka mencoba akan mengelola air hujan dan juga tempat tinggal warga kampung, sebagaimana pendahulu warga Bukit Duri.
“Kampung itu bukan sekedar tempat tinggal, bukan rumah, tetapi juga kampung tempat warga mencari mata pencaharian yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan formal di dalam jalur-jalur yang lain,” jelas You Sing.
Sehingga, You Sing menyebut, desain rumah yang dibuat bukan sekedar tempat beritirahat, tapi juga tempat bekerja dengan menyediakan ruang pengembang ekonomi.
“Karena itu setiap limit hunian dimungkinkan setiap bagian rumah memiliki ruang tinggal yang privat dan juga ruang pengembang ekonomi dan mereka bisa tumbuh ke depan,” jalasnya.
You Sing berasalan, karena keluarga (mungkin) akan tinggal dalam jangka waktu yang lama. “Jadi yang sekarang anak, nanti akan berkeluarga. Belum tentu mereka nanti mendapatkan hunian lain yang lebih baik,” tambahnya.
“Kita dimungkinkan untuk mendapatkan ruang tunggu sehingga bangunan ini dalam cakupannya menjadi fleksibel dan akan dimanfaatkan dan lebih efektif. Kira-kira desain dasarnya,” tukas You Sing.