Aplikasi Pengelolaan Sampah Matrash Raih Juara II Hackathon Jakbee

Berita Baru, Jakarta – Sebagai kota padat penduduk, Jakarta memiliki beberapa permasalahan krusial, diantaranya kesehatan, kemiskinan, pelayanan publik dan lingkungan hidup. Ancaman darurat sampah juga menghantui warga DKI Jakarta, pasalnya tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi diprediksi habis lahannya pada 2021.

Menyikapi hal tesebut, Baznas Jakarta menyelenggarakan kompetisi tingkat mahasiswa untuk mencari solusi masalah berbasis teknologi dan aplikasi. Acara yang bertajuk Hacthon Jakbee ini, digelar di Gedung Velodrom Rawamangun, Jakarta Timur, pada Sabtu (7/12/2019).

Sementara itu, aplikasi garapan mahasiswa Yogyakarta Khoirur Rozaq, Ali Rahmat Ismail, dan Nyimas khoirunnisa, berhasil menyingkirkan 60 peserta lain. Sehingga aplikasi pengelolaan sampah yang diberi nama Matrash, keluar sebagai juara II.

“Fitur yang disediakan aplikasi ini juga sudah lengkap dengan menu utama terdapat angkut cepat, angkut berlangganan, barang, peta, jual barang, tukar barang. Tidak hanya itu terdapat juga informasi tips and trick tentang bagaimana cara membuat kerajinan dengan memanfaatkan sampah dan lain sebagainya,” terang Khoirur Rozaq, yang juga salah satu tim IT Beritabaru.co.

Mewakili Universitas AMIKOM Yogyakarta, ia menjelaskan aplikasi Matrash, merupakan aplikasi berbasis Android untuk angkutan sampah dengan enam fitur utama. Ada angkut cepat, angkut berlangganan, tips dan trik, jual sampah dan tukar sampah.

“Dulu pernah mikir gimana caranya untuk jalan-jalan gratis keluar kota tapi dengan cara ikut lomba. Alhamdulillah, hasilnya pun ndak mengecewakan setelah beberapa kali kalah dalam perlombaan sebelumnya di bandung, surabaya, jogja,” terang Rozaq.

Alhamdulillah, lanjut Rozaq, akhirnya menang walaupun juara 2 pada Jakbee Hackathon Jakarta. Dan bisa berfoto bareng bersama pak Anis Baswedan.

“Semoga ini baru awal, dan masih banyak kompetisi atau lomba untuk dimenangkan,” ungkapnya.

Hackathon merupakan ajang kompetisi di tingkat mahasiswa yang menantang anak muda untuk ikut mencarikan solusi berbasis teknologi dan aplikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masayarakat Jakarta.

Panitia menetapkan empat kategori yang selama ini memang menjadi masalah krusial Jakarta sebagai ibukota. Empat kategori itu adalah kesehatan, kemiskinan, pelayanan publik, dan lingkungan hidup.