Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

Alissa Wahid Terima Penghargaan Perdamaian dari Jepang



Berita Baru, Jakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid terima anugerah The 1st Niwano Peace Prize Visionary Award (NPPVA) dari the Niwano Prize Foundation (NFA), Jepang.

Anugerah NPPVA ini diberikan karena Alissa telah menunjukkan kiprah prestasi luar biasa (Individu dan GUSDURian) dalam memperjuangkan masyarakat yang damai dan harmonis. 

Selain itu, Putri Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur itu, juga dinilai memiliki potensi pengembangan khidmat lebih besar di masa depan. 

Oleh karenanya, NFA beritikad memupuk potensi upaya perdamaian yang otentik dan berakar dalam masyarakat, serta mengatasi masalah-masalah spesifik yang erat dalam kehidupan masyarakat.

“Penghargaan ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat dalam kerja-kerja GUSDURian,” kata Alissa dalam keterangannya, sebagaimana diunggah akun media sosial GUSDURian, Sabtu (29/30).

Secara khusus, ia menyampaikan terima kasih kepada penggerak GUSDURian. Sebab tanpa dukungan dari para GUSDURian dan jejaringnya, kerja-kerja kemanusiaan yang lakukan tidak akan berdampak luas. 

“Ini adalah hadiah Jaringan GUSDURian setelah menyelenggarakan Temu Nasional di Surabaya beberapa waktu lalu,” pungkas Alissa.

Diketahui, NFA berkantor di Jepang, Presiden Kehormatannya adalah Nichiko Niwano dan diketuai oleh Hiroshi Niwano. Penghargaan NPPVA ini baru pertama kali diberikan tahun ini. 

Selain NPPVA, Niwano Prize Foundation juga memberikan anugerah Niwano Peace Prize (NPP).

Ada tiga tokoh yang mendapat NPPVA yang pertama kali ini, yaitu Alissa Wahid (Indonesia), Ruki Fernando (Sri Lanka), dan Jennifer Liang (India).

Alissa mendirikan Jaringan GUSDURian untuk melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan Islam moderat dan Islam yang toleran di Indonesia. 

Alissa dianggap berhasil mewujudkan kemanusiaan Islam dalam aktivisme sosialnya dan mengembangkannya menjadi gerakan nasional dengan membela hak-hak minoritas yang menjadi sasaran persekusi dan penindasan oleh kelompok ekstremis.

Niwano juga menyoroti aktivitas Alissa dalam mendampingi petani yang tanah dan lingkungan hidupnya dirampas dan dirusak oleh korporasi. 

Sejak beberapa tahun terakhir, Alissa menjadi salah satu tokoh yang begitu vokal menyuarakan penolakan terhadap perusakan lingkungan. 

Ia mendampingi warga Kendeng, mengadvokasi kriminalisasi aktivis lingkungan di Kendal, membela Salim Kancil, serta membersamai warga Kulonprogo dan Wadas yang mengalami konflik agraria dan perampasan ruang hidup.