Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

AIDRAN Akhiri Move It 2024 dengan Seruan Perluasan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas

AIDRAN Akhiri Move It 2024 dengan Seruan Perluasan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas



Berita Baru, Jakarta – Proyek Move It 2024 ( Mempromosikan Inklusi Digital untuk Pendidikan Berkualitas dan Aksesibel bagi Siswa Disabilitas di Indonesia Timur) resmi ditutup secara simbolis pada Senin (14/4) di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.

Kegiatan penutupan yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN) ini menghadirkan beragam pemangku kebijakan dari kementerian, organisasi penyandang disabilitas (OPD), serta perwakilan daerah mitra seperti Kota Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, dan Kabupaten Gorontalo Utara.

Dalam sambutannya, Dr. Bahrul Fuad, MA, selaku Dewan Pengawas AIDRAN menekankan pentingnya menjadikan proyek ini sebagai inspirasi dalam perjuangan pendidikan inklusif. “Inklusi adalah kuncinya, dan inovasi adalah jalannya. Move It 2024 harus menjadi inspirasi, karena pendidikan inklusif selalu bergerak dan berkembang. Anak-anak disabilitas butuh pendekatan yang inovatif agar benar-benar bisa merasakan hak mereka atas pendidikan,” ungkapnya.

Salah satu capaian utama dari proyek ini adalah pengembangan modul inklusi digital yang diapresiasi oleh para pemangku kepentingan daerah. Meydi N. Silangen dari Bappeda Kota Gorontalo menyatakan bahwa modul tersebut akan menjadi rujukan penting bagi perencanaan kebijakan inklusif di kotanya. “Modul inklusi digital ini sangat berguna untuk kami di Kota Gorontalo. Ini menjadi salah satu dasar penting dalam penyusunan perencanaan kota yang inklusif dan benar-benar melibatkan kelompok disabilitas,” tuturnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Bappeda Kabupaten Pohuwato, Sunu Hadi Endri Suhandoko, menyoroti tantangan yang masih dihadapi, khususnya pada kapasitas tenaga pendidik. “Guru-guru di daerah kami masih banyak yang belum memahami isu disabilitas secara memadai. Kami berharap AIDRAN bisa melanjutkan program ini, terutama untuk pengembangan lanjutan di Pohuwato,” katanya.

Isu kesenjangan akses pendidikan bagi anak disabilitas juga menjadi perhatian serius Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI. Eka Prastama Widiyanta menyampaikan bahwa proyek Move It 2024 menjadi satu-satunya inisiatif yang secara spesifik menggarap teknologi inklusif untuk pendidikan. “Setahu saya, ini satu-satunya proyek yang secara khusus fokus pada teknologi berwawasan inklusif. Saat ini ada sekitar 4 juta anak yang putus sekolah, dan 25–28% di antaranya adalah anak disabilitas. Bahkan, data lapangan menunjukkan bisa jadi hingga 40% anak disabilitas tidak bersekolah. AIDRAN memberikan harapan untuk mempermudah akses pendidikan bagi mereka,” tegasnya.

Acara ini menjadi ruang refleksi dari perjalanan proyek yang berlangsung sejak Agustus 2024 hingga April 2025. Para peserta—terdiri dari fasilitator lokal, guru, dan perwakilan pemerintah daerah—membagikan praktik baik serta menyusun rekomendasi untuk keberlanjutan inisiatif inklusi.

Dalam sesi talkshow, berbagai isu strategis dibahas mulai dari kebijakan nasional, tantangan lokal, hingga pentingnya penguatan kapasitas. Semua peserta sepakat bahwa transformasi pendidikan inklusif tidak bisa ditunda, dan teknologi harus dimanfaatkan sebagai alat pemercepat perubahan, dengan kolaborasi sebagai fondasi utama.

Melalui proyek Move It 2024, AIDRAN menegaskan kembali komitmennya untuk terus mendukung sistem pendidikan yang inklusif, adil, dan bermartabat bagi semua, tanpa terkecuali.