Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

Agama Nalar | Catatan Ramadan: Ahmad Erani Yustika



Penyakit cacar pernah menjadi mesin pembunuh paling mematikan pada ratusan tahun silam. Edward Jenner menjadi juru ilmu dengan menemukan vaksin cacar pada 1796. Itulah kali pertama vaksin diciptakan. Usai itu, Louis Pasteur, ahli kimia dari Perancis, pada ujung abad 19 berhasil mengembangkan teknologi untuk mengisolasi virus dan melemahkannya, yang selanjutnya bisa digunakan sebagai vaksin. Kemudian penyakit polio juga bisa ditangani oleh Salk (1954) dan Albert Sabin (1962) lewat produksi vaksinnya. Secara berangsur wabah cacar bisa dikendalikan dan praktis sejak 1980 sudah dimusnahkan. Ini salah satu kesuksesan dunia medis terbesar dalam sejarah.

Berikutnya, kemajuan ekonomi tak terlepas dari berlangsungnya Revolusi Industri yang bermula pada kisaran tahun 1760. Para ilmuwan abad sebelumnya, seperti Bacon, Galileo, dan Descartes dipandang sebagai pemicu gairah Revolusi Industri. Invensi vital yang merangsang masa gemilang ini di antaranya ialah perkembangan kapal uap, rel kereta api, mesin pembakaran, dan pembangkit tenaga listrik. Mesin uap sudah beroperasi sejak 1712, yang kemudian teknologinya dikembangkan oleh James Watt. Sebelum itu William Gilbert, Robert Boyle, dan Stephen Gray telah melakukan riset panjang soal listrik dan magnet.

Pada dekade 1960-an dikembangkan kreasi yang mengguncang perubahan besar di dunia, yakni teknologi informasi (internet). ARPA (Advance Research Projects Agency) Departemen Pertahanan AS menciptakan ARPANET yang menjembatani komunikasi antarkomputer di seluruh jaringan. Perkembangan makin pesat saat diluncurkan situs “web” (world wide web) pada akhir 1980-an. Dunia seperti dilipat dan segala urusan bisa ditangani dengan cepat. Kontribusi internet lantas tak bisa dibendung sehingga meledakkan percepatan perubahan pada aneka bidang: ekonomi, perdagangan, sosial, politik, kesehatan, pemerintahan, dan seterusnya.

Berkat ilmu dan teknologi tersebut sekarang organ tubuh manusia bisa diremajakan, operasi besar dengan sayatan mikro, rapat antarbenua secara intensif, pergerakan logistik yang amat efisien, perdagangan dengan mengandalkan aplikasi, pertandingan catur tanpa saling bertemu, konser virtual, kuliah daring, dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan memimpin perubahan dengan melakukan penemuan baru secara ajeg. Retorika menjadi gulma, apalagi propaganda. Agitasi yang melarat narasi hanya milik kaum yang malas mengembangkan kapasitas literasi. Tiap orang disangga pengetahuan dan abad kehidupan bersandar gagasan.

Itulah sepenggal kisah kemajuan ilmu yang melampaui dogma. Pada momen Nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an) umat muslim selalu diingatkan tibanya ayat pertama: perintah membaca. Iqra’. Jadi, Islam adalah agama nalar. Allah sudah menunjukkan kompas agar beragama dengan akal. Kitab suci memberikan pandu dan prinsip. Selebihnya, pengetahuan yang memimpin peradaban. Rasulullah bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah). Allah juga memberi bonus orang berilmu dengan surga. HR. Muslim menukilkan: “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah memudahkan jalannya menuju surga.” Ilmu pengetahuan menyalakan kehidupan dan menyelamatkan hari kebangkitan.