Kapan dan Berapa Lama Seseorang Bisa Menularkan Covid-19? Berikut Kata Ketua Satgas Covid-19 IDI
Berita Baru, Jakarta – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban mengatakan bahwa seseorang yang terinfeksi Covid-19 sangat rentan menularkan virus adalah pada minggu pertama sakit saat muncul gejala.
“Ini disampaikan di The Lancet. Sehingga, saat kita curiga terinfeksi dan gejala muncul, maka segera lakukan isolasi diri,” tulis Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (1/7).
Ia juga menjelaskan, waktu seorang penyintas itu tetap bisa menularkan virus Covid-19 kepada orang lain rata-rata 8 hari setelah timbulnya gejala. “Saya merujuk pada penelitian Jeroen van Kampen, konsultan mikrobiologi dan ahli virologi dari Erasmus Medical Center,” ujarnya.
Dokter yang akarab disapa Prof Beri itu menuturkan, dalam penelitannya, Jeroen van Kampen tidak menemukan virus SARS-CoV-2 yang dibiakkan dari sampel saluran nafas setelah hari ke-8 sejak timbulnya gejala.
Namun demikian, lanjut Prof Beri, setelah hari ke-8 terinfeksi masih ada kemungkinan seseorang menularkan Covid-19. “Dalam penelitian, kemungkinan itu masih ada. Tapi kurang dari 5 persen -bagi seseorang untuk mengeluarkan atau menularkan atau memproduksi virus- setelah hari ke-15,” ujarnya.
“Dus. Dari seratusan pasien yang diteliti, didapati juga bahwa virus shedding (virus yang masih bisa keluar dari seseorang yang sakit) tetap terjadi hingga hari ke-18 dan hari ke-20. Masing-masing terjadi pada satu pasien,” jelas Prof Beri.
Lebih lanjut Prof Beri mengungkap, syarat bagi penyintas Covid-19 bisa berkumpul kembali dengan orang lain, harus lewat 10 hari dari gejala pertama. Kemudian tidak ada panas lebih dari 24 jam. “Artinya, panas ini tetap tidak ada walaupun tanpa obat penurun panas,” katanya.
Sementara bagi orang tanpa gejala (OTG), menurut Prof Beri sangat sulit dijelaskan kapan mereka menularkan ke orang lain dan berapa lama tetap bisa menular. “Sebab yang tanpa gejala biasanya tidak periksa dan tidak diteliti. Tapi menurut studi, OTG terbukti bisa menularkan virus,” tukasnya.