Pulihkan Ekonomi Sektor Perikanan, 2 Poklina di Gresik Diusulkan Program Irigasi Tambak Partisipatif KKP RI
Berita Baru, Gresik – Guna menunjang pertumbuhan ekonomi petani tambak. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) meluncurkan program sosialisasi Program Irigasi Tambak Partisipasi (PITAP). Implementasi program tersebut adalah melakukan rehabilitasi irigasi saluran tambak.
Kepala Dinas Perikanan Gresik, Choirul Anam mengatakan, surat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah datang 2 bulan kemarin tentang pengelolaan tambak produksi budidaya perikanan. Sehingga untuk Program Iritasi Tambak Partisipasi (PITAP) Kabupaten Gresik.
“Hari ini masih sosialisasi untuk PITAP kepada kelompok Pengelola Irigasi Perikanan (Poklina) dan perangkat desa dan Camat,” katanya usai sosialisasi program PITAP di Desa Tirem, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, Rabu (17/3).
Sosialisasi PITAP kali ini, lanjut Anam, adalah untuk anggaran tahun 2021 di Kabupaten Gresik. Adapun anggarannya senilai 670 juta. Anggaran tersebut langsung diterima oleh Kelompok pengelola irigasi perikanan (Poklina). Ditahun 2021, setidaknya ada dua Poklina yang akan mndapat PITA, yakni Poklina Desa Tirem Duduksampeyan sebesar 335 juta dan Poklina Pangka wetan Kecamatan Ujungpangkah.
Masih kata Anam, sasaran Pitap tersebut adalah untuk irigasi sungai jenis sungai premier yang dialirkan ke tambak. Kemudian untuk normalisasi sungai untuk lebar bawah 3 meter, lebar atas 6 meter dan ketinggian 2 meter. Survei akan dilakukan mulai besok di Desa Tirem Duduksampeyan dan besoknya lagi di Pangkah Wetan Ujungpangkah.
“Kami berharap untuk menumbuhkan perekonomian ikan dan peningkatan pembudidayaan. Dengan normalisasi sungai yang dialirkan ke tambak,”terang dia.
Senada, Kepala Desa Tirem, Sutopo menjelaskan, kendati masih pada tahap sosialisasi PITAP dari kementrian. Pihaknya merasa bersyukur karena program ini bisa menjadi solusi bagi para petani tambak di desanya.
“Alhamdulillah suara petani tambak sudah di dengar, selama ini dari saluran sungai persia belum disentuh. Dan kesadaran dari petani tambak sendiri sudah minim, karena perawatan tambak petani tidak ada. Sebenarnya yang penting adalah perawatan dan petani tambak tidak bisa merawatnya,” tutupnya.