Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, PMKRI: Indonesia Alami Dekadensi Nilai-nilai Kebangsaan
Berita Baru, Jakarta – Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia(PP PMKRI) bersama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI melakukan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaaan, Senin (10/08), di Gedung Nusantara III MPR RI. Kegiatan dilaksanakan sebagai bentuk menjaga persatuan, kesatuan bangsa serta pemahaman dan implementasi akan nilai-nilai kebangsaan.
Ketua PP PMKRI, Benendiktus Papa, dalam sambutannya mengharapkan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini berdampak pada pemahaman dan mampu implementasi nilai-nilai kebangsaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Hal itu mengingat situasi dan kondisi bangsa hari ini yang mengalami dekadensi nilai-nilai serta wawasan kebangsaan maka, pemuda memiliki peran penting dalam menggaungkan dan merealisasikan semangat kebangsaan,” katanya.
Selain itu, sebagai warga RI yang berasal dari Motamasim, perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, menyampaikan harapan masyarakat di daerahnya. Sebab wilayah perbatasan menjadi beranda terdepan suatu bangsa, sehingga perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah.
Sementara, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menyampaikan, dalam konteks kehidupan demokrasi modern peran generasi muda sangat penting, baik sebagai generator dalam pembangunan nasional maupun agen-agen perubahan yang mendorong lahirnya inovasi serta menggaungkan wawasan kebangsaan sesuai dengan karakter keindonesiaan kita.
“Dimasa pandemic ini peran generasi muda sangat penting khusushnya sebagai sumber daya potensial yang dapat mendukung pemerintah sebagai suksesi kebangsaan, terutama dalam gelombang pandemik yang terjadi kini,” tambah Bamsoet, Ketua MPR biasa disampa.
Di sisi lain, lanjut Bamsoet, Indonesia mendapatkan tantangan di berbagai dimensi. “Diantaranya lemahnya rasa toleransi dan keberagaman, demoralisasi generasi muda bangsa, dan memudarnya moralitas dan karakter bangsa, serta masih tingginya kesenjangan sosial dan ancaman kedaulatan negara ditengah cengkaraman ekonomi politik dunia,” terangnya.
Ia menambahkan, dalam menghadapi tantangan bangsa diperlukan langkah-langkah moralis strategis sebagai kesadaran kebangsaan, salah satunya yakni dengan kembali kepada jati diri bangsa dengan karakteristik dan keberanian bangsa indoensia yang seutuhnya.
“Bentuk Kembali ke jati diri menjadai penting sebagai bentuk bukti kepada bangsa, agar dan upaya menjaga persatuan dan kesatuan serta keberagaman dapat terimplementasi dengan baik,” ungkap Bamsoet.
Demi membangun komitmen untuk kesejahteraan masyarakat, kata Bamsoet, MPR konsiten melaksanakan pembangunan karakter bangsa dengan menanamkan nilai-nilai 4 pilar kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Diakhir sosialisasi, Tri Natalia Urada selaku sekretaris Jendral PMKRI mengatakan, 4 Pilar MPR RI bukan hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi 4 Pilar MPR RI mampu menyanggah tatanan berbangsa dan bernegara.
“Oleh karena itu, 4 pilar juga kiranya mampu menyentuh ranah apektif dan psikomotorik, sekaligus menciptakan sosok-sosok tauladan bangsa yang negarawan yang berpikir dan berkontribusi secara nyata untuk bangsa dan negara, sehingga di Usia yang 75 Indonesia mampu melihat masa depan yang jauh lebih baik lagi,” kata Natalia.
Selain Benendiktus dan Natalia, pengurus PP PMKRI lain yang turut hadir adalah Ewaldus Bole (Presidium Pengembangan Organisasi), Engelbertus Boli Tobin (Presidium Pendidikan dan Kaderisasi), Damianus Gerens Ohoiwutun (Presidium Hub. Perguruan Tinggi), Rama Parambodhi (Presidium Hub. Luar Negeri), Dwi Ivana Sitohang (Wakil Sekjen), Alboin Samosir (Lembaga Kemaritiman), dan Oyen Tibo (Lembaga Politik dan demokrasi).
Selain itu sosialisasi ini dilakukan juga secara virtual, via Zoom dan saksisakan pengurus serta kader PMKRI di seluruh Indonesia. [Dwi Sitohang]