Kasus COVID-19 Naik, Jeddah Diputuskan Lockdown Kembali
Berita Baru, Internasional — Kasus COVID-19 di Jeddah, Arab Saudi rupanya masih belum melandai. Sebaliknya, dikabarkan mengalami kenaikan. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi akhirnya kembali menerapkan lockdown di Jeddah selama 15 hari.
Hal itu diambil mulai berlaku pada Sabtu (6/6) kemarin, sebagai antisipasi melonjaknya kasus baru COVID-19 di kota itu.
Dengan demikian, jam malam akan kembali berlaku di Jeddah mulai pukul 15.00 hingga 06.00 keesokan harinya, dan masjid kembali ditutup. Jeddah merupakan pintu masuk bagi umat Islam ketika menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
“Setelah meninjau situasi epidemiologis dan tingginya tingkat hunian perawatan inetnsif, diputuskan untuk mengambil tindakan pencegahan yang ketat di Kota Jeddah selama dua minggu,” bunyi keterangan Kementerian Kesehatan Arab Saudi, dikutip dari kantor berita AFP, Senin (8/6) .
Sementara itu, Arab News melaporkan bahwa, pegawai kementerian, lembaga pemerintah, dan perusahaan swasta tidak diizinkan bekerja di kantor. Restoran dan kafe juga harus ditutup lagi.
Akan tetapi, penerbangan domestik dan kereta api masih beroperasi, mengingat orang-orang masih bisa keluar masuk di luar jam malam. Untuk orang-orang yang dikecualikan dari pembatasan sebelumnya juga tetap dibebaskan dari pembatasan sekarang, asalkan selalu mematuhi prosedur kesehatan yang berlaku.
Kemenkes Arab Saudi mengungkapkan, aturan-aturan ketat juga bisa kembali diterapkan di Riyadh seusai dilonggarkan pada akhir Mei, jika terus terjadi peningkatan kasus corona dalam beberapa hari ke depan.
Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan 2.591 kasus baru Covid-19 pada Jumat (5/6/2020). Terdapat 31 kematian baru dan 1.651 pasien sembuh pada hari itu juga.
Kemudian secara total, “Negeri Petrodollar” telah mengumumkan hampir 96.000 kasus infeksi Covid-19 dan 642 kematian. Angka-angka itu adalah yang tertinggi di kawasan Teluk.
Akibatnya, Arab Saudi menunda ibadah umrah sepanjang tahun 2020 di Mekkah dan Madinah. Pemerintah juga mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk membatalkan ibadah haji 2020, yang sedianya dimulai akhir Juli mendatang.