Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Anak Muda Depok-Bogor Antusias Ikuti Kelas Inisiator Perdamaian Wahid Foundation

Anak Muda Depok-Bogor Antusias Ikuti Kelas Inisiator Perdamaian Wahid Foundation



Berita Baru, Jakarta – Sebanyak 23 pemuda perwakilan dari Kelurahan Damai Pengasinan, Kelurahan Damai Duren Seribu, dan Desa Damai Tajurhalang dengan penuh antusias mengikuti kegiatan Kelas Inisiator Perdamaian (KIP) di Wisma Hijau pada Sabtu-Minggu, 16-17 November 2024.

Kelas ini merupakan bagian dari program Desa Damai yang diinisiasi Wahid Foundation dengan dukungan UN Women, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anak muda dalam mendeteksi dini konflik dan memperkuat kohesi sosial.

Selama dua hari, para peserta mempelajari 9 Nilai dan Prinsip Keutamaan Gus Dur, Gender dan Konstruksi Sosial, serta melakukan pemetaan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan mereka.

M. Zainal Fanani, Community Development Wahid Foundation, menekankan pentingnya peran strategis anak muda dalam pembangunan desa, terutama dalam mengenali dan mendeteksi dini potensi konflik di masyarakat. “Dengan aktif mengamati lingkungan sekitar, anak muda dapat mendeteksi gejala awal yang bisa memicu konflik, seperti ketidakadilan sosial, ketegangan antar warga, atau kesalahpahaman budaya. Jika gejala-gejala ini dibiarkan, konflik dapat berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan sulit diatasi,” jelas Fanani.

Adrian Maulana, salah satu peserta dari Kelurahan Pengasinan, menyatakan bahwa Kelas Inisiator Perdamaian memberikannya pemahaman baru dalam mengidentifikasi potensi konflik di lingkungannya. “Kami tidak hanya belajar teori, tapi juga melakukan praktik pemetaan potensi konflik di lingkungan kami. Dengan memahami isu-isu yang ada, seperti ketidaksetaraan ekonomi atau ketegangan antar kelompok warga, kami bisa lebih siap menghadapi dan menyelesaikan permasalahan sosial yang muncul,” ungkapnya.

Ayu Juarsih, peserta dari Kelurahan Duren Seribu, merasa bersyukur bisa terlibat dalam program ini. Menurutnya, kegiatan ini meningkatkan kepercayaan diri untuk berperan sebagai agen perdamaian di lingkungannya. “Setelah mengikuti kelas ini, saya merasa lebih percaya diri untuk terlibat langsung dalam kegiatan sosial yang bertujuan mencegah konflik. Kami jadi tahu cara-cara untuk mengidentifikasi masalah lebih awal dan berkolaborasi dengan masyarakat lain untuk mencari solusinya,” ujar Ayu.

Sementara itu, Herlina, pemudi dari Desa Tajurhalang, menyoroti pentingnya kesetaraan gender dalam menjaga perdamaian. “Kami belajar bahwa peran perempuan dalam menciptakan perdamaian sangat krusial, bukan hanya sebagai pendukung tetapi juga sebagai penggerak utama dalam proses deteksi dini konflik dan peningkatan kohesi sosial,” jelas Herlina. Ia juga menekankan bahwa perempuan harus lebih aktif dalam pengambilan keputusan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai.

Dengan pelatihan ini, para pemuda diharapkan dapat menjadi inisiator perdamaian di lingkungan masing-masing, membantu menciptakan kohesi sosial yang lebih kuat dan siap menghadapi potensi konflik yang muncul.