WHO Kirim Pasokan Vaksin Polio di Tengah Krisis Gaza Utara
Berita Baru, Gaza – Tim dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah melakukan pengiriman pasokan ke fasilitas kesehatan sebelum putaran kedua kampanye vaksinasi polio dimulai di Gaza selatan, demikian disampaikan oleh badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dikutip dari laman Xinhua News pada Sabtu (19/10/2024).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa putaran kedua kampanye vaksinasi polio di Gaza selatan dimulai pada Sabtu (19/10/2024), dan akan memberikan dosis kedua vaksin polio kepada lebih dari 293.000 anak dan suplemen vitamin A kepada lebih dari 284.000 anak.
Putaran kedua kampanye vaksinasi polio di Gaza tengah berakhir pada Rabu (16/10/2024), dengan lebih dari 181.000 anak menerima vaksin tersebut dan lebih dari 148.000 anak mendapatkan suplemen vitamin A, setelah putaran pertama vaksinasi yang dilakukan pada 1 hingga 12 September lalu yang menjangkau lebih dari 559.000 anak di seluruh Jalur Gaza.
Sementara itu, OCHA masih terus memperingatkan tentang situasi yang semakin memburuk dan berbahaya yang dihadapi warga sipil di wilayah Gaza utara. Keluarga-keluarga di sana berusaha bertahan hidup dalam kondisi yang mengerikan di tengah pengeboman intens.
OCHA mengatakan bahwa Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) mengonfirmasi serangan lainnya terhadap salah satu sekolahnya di Gaza utara, yang merupakan serangan ketiga terhadap fasilitas mereka pada pekan ini. Puluhan orang yang berlindung di sana, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas ketika sekolah di Jabalia tersebut diserang pada Kamis (17/10/2024).
OCHA memperingatkan bahwa minimnya akses ke wilayah Jabalia menimbulkan dampak yang mengancam nyawa warga. OCHA mengatakan pihaknya pada Jumat mengajukan permintaan mendesak kepada otoritas Israel untuk memfasilitasi evakuasi puluhan orang yang dilaporkan masih hidup dan terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Menurut OCHA, tidak ada pasokan makanan yang masuk ke wilayah Gaza utara pada awal Oktober, dan Program Pangan Dunia (WFP) hanya mampu menjangkau sekitar 100.000 orang akibat kurangnya pasokan, pembatasan akses, dan konflik yang masih berlanjut. Pada Selasa (15/10), 12 truk yang mengangkut pasokan tepung terigu memasuki Gaza utara, usai area-area perlintasan ditutup selama dua pekan. Kendati demikian, pasokan tersebut hanya cukup untuk 9.200 keluarga.
OCHA meminta otoritas Israel agar mengizinkan akses yang aman, cepat, berkelanjutan, serta tanpa hambatan ke Jabalia dan semua area di Gaza utara, di mana masyarakat sangat membutuhkan bantuan. “Organisasi-organisasi bantuan harus diizinkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan penyelamatan nyawa di seluruh Jalur Gaza,” menurut OCHA.