Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Naturalisasi Malaysia Gagal Total, Pemain Bintang Malah Pilih Gabung Timnas Indonesia!
Naturalisasi Malaysia Gagal Total, Pemain Bintang Malah Pilih Gabung Timnas Indonesia!

Naturalisasi Malaysia Gagal Total, Pemain Bintang Malah Pilih Gabung Timnas Indonesia!



Beritabaru.co – Ambisi Tim Nasional Malaysia untuk meniru kesuksesan program naturalisasi Timnas Indonesia justru berakhir memalukan. Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mencoba menggaet pemain-pemain keturunan seperti Mats Deijl, Wan Kuzain, dan Ferdi Druijf, tetapi upaya ini gagal total.

Bukannya memperkuat skuad, para pemain justru menolak keras berseragam Harimau Malaya, bahkan salah satu incaran Malaysia lebih tertarik membela Timnas Indonesia!

Langkah FAM untuk mengadopsi strategi naturalisasi ala Indonesia tampaknya menjadi bumerang. Seiring dengan makin diminatinya Timnas Garuda oleh pemain-pemain keturunan, Malaysia justru makin terpuruk.

Ferdi Druijf, striker Rapid Wina, secara terang-terangan menolak tawaran Malaysia dan malah terlihat lebih tertarik pada Timnas Indonesia.

Druijf bahkan meninggalkan komentar di media sosial Eliano Reijnders saat ia berjabat tangan dengan Erick Thohir, Ketua PSSI. Netizen pun berspekulasi bahwa Druijf lebih memilih Garuda ketimbang Harimau Malaya.

Naturalisasi Malaysia Kacau Balau, Pemain Keturunan Ogah Gabung

Tak berhenti di Druijf, beberapa pemain lain yang diincar Malaysia juga menolak dengan tegas. Naim Garcia dan Ethan Wheatley, dua nama yang diharapkan bisa memperkuat skuad Malaysia, menolak tawaran FAM meskipun mereka memiliki garis keturunan Malaysia.

Josh Brownhill, yang sempat dikabarkan akan menjadi pemain termahal di Asia Tenggara, juga belum memberikan sinyal positif untuk membela Malaysia.

Kegagalan Malaysia dalam mendatangkan pemain-pemain keturunan ini semakin mempertegas bahwa mereka belum bisa menyaingi kesuksesan Indonesia dalam program naturalisasi.

Di saat Indonesia sukses mendatangkan pemain-pemain bintang seperti Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, Malaysia justru “sibuk ditolak” oleh para pemain incaran mereka.

Diincar Malaysia, Ferdy Druijf Malah Lebih Tertarik Bergabung dengan ke Timnas Indonesia
Diincar Malaysia, Ferdy Druijf Malah Lebih Tertarik Bergabung dengan ke Timnas Indonesia

Ranking FIFA Sementara, Malaysia Unggul Tipis Sebelum Tersalip Lagi

Meskipun sempat meraih peringkat 131 FIFA pada 10 September 2024, unggul satu tingkat dari Indonesia yang berada di posisi 132, kesuksesan Malaysia hanya sementara.

Beberapa pekan kemudian, Indonesia melesat ke peringkat 129 berkat performa luar biasa di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Shin Tae-young dan pemain naturalisasi Timnas Garuda berhasil menahan imbang dua raksasa Asia, Australia dan Arab Saudi, dalam fase grup ronde ketiga.

Tak hanya dari segi permainan, Indonesia juga lebih sukses dalam menarik minat pemain keturunan berkualitas tinggi untuk memperkuat skuad Garuda.

Keberhasilan Indonesia ini membuat Malaysia semakin terlihat “gagal paham” dalam upaya mereka meniru strategi yang jelas-jelas tidak cocok dengan kondisi mereka.

Pau Marti Vicente Dielu-Elukan, Tapi Naturalisasi Malaysia Berantakan

Pelatih asal Spanyol, Pau Marti Vicente, mungkin berhasil memodernisasi permainan Malaysia dengan gaya tiki-taka dan memenangkan Piala Merdeka, tetapi itu tidak banyak membantu dalam kompetisi internasional.

Malaysia masih kesulitan untuk bersaing dengan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Meski Pau Marti mendapat banyak pujian dari media dan fans Malaysia, realitas di lapangan memperlihatkan sebaliknya.

Skuad Harimau Malaya hanya bisa unggul di turnamen lokal buatan sendiri, sementara di level yang lebih besar, mereka masih terjebak di tengah-tengah kegagalan program naturalisasi yang sepertinya lebih berfungsi sebagai gimmick ketimbang solusi nyata.

FAM Masih Berjuang, Tapi Semakin Tertinggal dari Indonesia

Alih-alih belajar dari kesuksesan Indonesia, FAM tampaknya terus memaksakan strategi yang sudah jelas-jelas gagal. Dengan menargetkan pemain-pemain seperti Endrick Dos Santos, Paulo Josue, dan Romel Morales,

Malaysia berupaya keras mengejar ketertinggalan mereka. Namun, dengan pemain keturunan yang lebih memilih Timnas Indonesia, Malaysia tampaknya semakin tertinggal di peta sepak bola Asia Tenggara.

Sementara Erick Thohir dan Timnas Indonesia terus dipuji berkat performa mereka di Kualifikasi Piala Dunia, Malaysia justru sibuk menangani penolakan demi penolakan dari para pemain keturunan.

Bagi Malaysia, meniru strategi Indonesia tampaknya lebih mirip seperti meniru kesalahan, karena mereka tidak mampu mengimplementasikannya dengan baik.