Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Mediator
Seorang anak terlihat di Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 13 Agustus 2024. (Xinhua/Khaled Omar)

Negara Mediator Internasional Sepakat untuk Finalisasi Gencatan Senjata Gaza di Kairo



Berita Baru, Gaza – Negara-negara mediator perundingan gencatan senjata Perang Gaza pada Jumat (16/8/2024) mengumumkan bahwa diskusi selama dua hari di ibu kota Qatar, Doha, telah berakhir, dengan rencana untuk bertemu kembali di Kairo pekan depan guna memfinalisasi kesepakatan yang bertujuan mengakhiri konflik.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar menggambarkan perundingan itu sebagai perundingan yang konstruktif dan dilaksanakan dalam lingkungan positif. Pernyataan tersebut mengatakan bahwa sebuah “proposal yang sifatnya menjembatani” telah dikemukakan oleh ketiga mediator kepada Hamas dan Israel, yang sesuai dengan prinsip-prinsip Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2735, menyerukan gencatan senjata yang “segera, komprehensif, dan tuntas” di Gaza demi mengakhiri konflik, seperti dikutip dari Xinhua News pada Jum’at (17/8/2024).

Perundingan yang dimulai pada Kamis (15/8) itu berfokus pada upaya mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan dan menjamin pembebasan para sandera. Kesepakatan yang sukses dipandang penting untuk mencegah konflik regional lebih lanjut.

Mediator
Seorang wanita meratapi para korban di Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 13 Agustus 2024. (Xinhua/Khaled Omar)

Hamas, yang tidak berpartisipasi secara langsung dalam perundingan, menuduh Israel menambahkan syarat-syarat baru ke dalam proposal yang sebelumnya telah didukung. Kelompok militan tersebut mengeklaim bahwa Israel menuntut penempatan pasukan di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir dan memberlakukan pembatasan pertukaran tawanan. Hamas menuntut gencatan senjata penuh, penarikan pasukan Israel, kembalinya para pengungsi, dan pertukaran tawanan tanpa pembatasan.

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menuding pemerintahan Presiden AS Joe Biden berusaha menciptakan “atmosfer positif yang palsu”, dan menyatakan skeptisisme terhadap hasil perundingan. Hamas berargumen bahwa proposal yang ada saat ini berbeda dengan rencana sebelumnya yang telah didukung oleh Biden.

Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan rasa terima kasihnya atas upaya para mediator dan berharap mereka akan membuat Hamas menerima syarat-syarat proposal yang dibuat pada akhir Mei tersebut. Netanyahu telah dituding menambahkan tuntutan-tuntutan baru, tetapi dia bersikukuh bahwa tuntutan-tuntutan tersebut hanya berupa penjelasan.

Mediator
Orang-orang menghadiri pemakaman para korban yang tewas akibat serangan udara Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 14 Agustus 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Setelah berakhirnya perundingan di Doha itu, Biden menyatakan bahwa pencapaian kesepakatan gencatan senjata “lebih dekat dari sebelumnya.”

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken, yang membatalkan perjalanannya ke Israel sebelumnya pekan ini lantaran ancaman serangan dari Iran, akan mengunjungi Israel pada akhir pekan ini guna mendorong kesepakatan gencatan senjata tersebut, demikian diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS menyusul pernyataan optimistis Biden.

Mesir, yang akan menjadi tuan rumah perundingan putaran berikutnya, juga menekankan pentingnya gencatan senjata untuk mencegah konflik regional yang lebih luas.

“Ini merupakan kunci dimulainya solusi di kawasan ini dan dimulainya deeskalasi,” ujar Menlu Mesir Badr Abdelatty dalam kunjungannya ke Beirut, di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

Mediator
Foto yang diabadikan pada 11 Agustus 2024 ini menunjukkan bangunan-bangunan yang hancur di Jalur Gaza, sebagaimana terlihat dari perbatasan selatan Israel dengan Jalur Gaza. (Xinhua/Gil Cohen Magen)

Badan-badan PBB telah menyerukan dua jeda pertempuran masing-masing selama tujuh hari untuk memberikan kesempatan bagi pelaksanaan vaksinasi polio kepada lebih dari 640.000 anak-anak di Gaza. Hamas mendukung permintaan ini dan juga menuntut pengiriman pasokan penting ke wilayah tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana meluncurkan kampanye vaksinasi pada akhir Agustus dan September, tetapi program tersebut membutuhkan penghentian pertempuran untuk sementara.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan perlunya jeda kemanusiaan untuk memastikan pemberian vaksin, seraya menambahkan bahwa “vaksin terbaik untuk semua anak di Gaza adalah perdamaian.”