BRUIN: Sampah Plastik Indofood Paling Banyak Cemari Sungai Gajah Mungkur
Berita Baru, Jakarta – Komunitas BRUIN (Badan Riset Urusan Sungai Nusantara) melakukan riset dan sensus sampah plastik di kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Wonogiri, Jawa Tengah. Hasil dari kegiatan ini membongkar fenomena sampah plastik yang mengancam kebersihan dan keindahan lingkungan tersebut.
Muhammad Kholid Basyaiban, Koordinator program sensus sampah plastik dan divisi litigasi BRUIN, menjelaskan bahwa fenomena sampah plastik ini muncul akibat menyusutnya debit air Waduk Gajah Mungkur karena musim kemarau. Sampah plastik bekas makanan dan minuman tersebar di padang rumput yang terbentuk akibat menyusutnya waduk.
“Fenomena padang rumput yang terjadi juga memunculkan fenomena sampah plastik bekas makanan dan minuman yang berserakan di kawasan padang rumput. Sampah yang berserakan di padang rumput, kemungkinan sengaja ditinggalkan pengunjung wisata WGM dan dibuang secara sembarangan,” kata Kholid dalam keterangan resminya, Jumat (20/10/2023).
Masalah sampah di kawasan Waduk Gajah Mungkur semakin memburuk karena banyaknya pengunjung wisata dan pedagang kaki lima (PKL) yang kurang memperhatikan kebersihan. Terlebih lagi, fasilitas pengumpulan sampah yang minim juga turut menyulitkan penanganan masalah sampah di sana.
Seorang penduduk asli setempat, Giyono, mengungkapkan, “Sebelum Waduk Gajah Mungkur (WGM) dibangun, lokasi padang rumput merupakan pemukiman warga yang sengaja ditenggelamkan untuk pembangunan Waduk. Namun, sebagian warga merantau ke daerah lain, dan pemukiman ini pun tenggelam.”
Dalam kegiatan sensus sampah plastik, tim BRUIN juga menemukan sampah plastik kemasan yang tertanam di dasar waduk. Sampah tersebut diduga berasal dari sisa-sisa sampah domestik warga pemukiman yang dulu ditenggelamkan saat pembangunan Waduk Gajah Mungkur.
Selama kegiatan sensus sampah, BRUIN berhasil mengumpulkan sekitar 450 potong sampah dari dua lokasi yang masuk di kawasan Waduk Gajah Mungkur.
“Produsen penghasil plastik yang kita temukan produknya, kemudian kami akan melakukan advokasi untuk meminta pertanggungjawaban atas sampah produk mereka yang mencemari lingkungan sesuai dengan regulasi yang ada,” kata Kholid.
Kegiatan ini juga memungkinkan BRUIN untuk mengidentifikasi top polluter, produsen yang paling banyak mencemari lingkungan dengan sampah plastik. Dalam laporan, BRUIN mencantumkan 11 top polluter pencemar plastik yang ditemukan di kawasan Waduk Gajah Mungkur:
- Indofood dengan 94 potong sampah.
- Santos Jaya Abadi dengan 90 potong sampah.
- Unbrand (tanpa merek) dengan 84 potong sampah.
- Wings Food dengan 60 potong sampah.
- Danone dengan 24 potong sampah.
- Sari Food Incofood Corporation dengan 18 potong sampah.
- Orang Tua dengan 16 potong sampah.
- Unilever dengan 12 potong sampah.
- Mayora dengan 12 potong sampah.
- Garuda Food dengan 10 potong sampah.
- Jaya Prima Abadi dengan 10 potong sampah.
BRUIN berkomitmen untuk terus melakukan riset sampah plastik di berbagai wilayah, khususnya di Indonesia timur. Mereka juga akan melakukan kegiatan sensus sampah plastik di sungai dengan metode Trashboom untuk memantau dan mengurangi dampak sampah plastik di lingkungan perairan.