Revitalisasi Konsep Pelayanan Primer, Pemerintah Cegah Orang Sakit
Berita Baru, Nias – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kesehatan) mengarahkan pembangunan kesehatan berfokus pada upaya pencegahan. Hal ini diwujudkan melalui pemeriksaan kesehatan di Puskesmas dan Posyandu, serta keterlibatan masyarakat dalam menjaga kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk kesehatan pemerintah Indonesia melakukan enam transformasi. Salah satu yang paling penting adalah transformasi layanan primer.
“Itu yang sifatnya pencegahan atau namanya promotif preventif bukan layanan sekunder atau rujukan. Jadi kita termasuk pemerintah daerah harus menjaga orang tetap sehat. Itu tugas utamanya sektor kesehatan bukan menyembuhkan orang sakit,” kata Menkes Budi usai meninjau fasilitas kesehatan di Kabupaten Nias Utara, Jumat (17/2).
Ia mengatakan, upaya pencegahan dapat mengurangi beban ekonomi ketimbang pengobatan. Bahkan dari sisi kualitas hidup, upaya pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan.
Sehingga dampaknya akan banyak orang sehat dengan kualitas yang baik di Indonesia. Untuk itu pemerintah punya strategi dengan memperbaiki dan melengkapi fasilitas di Puskesmas, serta merevitalisasi konsep pelayanan primer.
“Seluruh Indonesia ada 10 ribu Puskesmas. Tidak akan cukup menjangkau semua masyarakat, kita harus turun sampai Poskesdes. Saya akan revitalisasi konsep pelayanan primer mulai dari pelayanan Puskesmas, turun ke Poskesdes dan Polindes yang akan jadi satu disebut dengan Posyandu prima,” ucap Menkes.
Nantinya, lanjut Menkes, pelayanan kesehatan primer akan melayani semua usia mulai dari bayi hingga Lansia. Dengan demikian upaya pencegahan dilakukan terhadap semua usia penduduk Indonesia.
Bagi Menkes, untuk mewujudkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yang baik, diperlukan upaya pencegahan di setiap daerah. Sebagai contoh, pemerintah Kabupaten Nias Utara tengah dalam proses melakukan penguatan sistem layanan kesehatan primer.
Puskesmas di Kabupaten Nias Utara berjumlah 11 unit. 8 unit Puskesmas di antaranya berada di lokasi terpencil dan 3 Puskesmas berlokasi sangat terpencil.
Pada 2022 pemerintah Nias Utara telah menetapkan 11 Puskesmas tersebut menjadi Puskesmas rawat inap. Tujuannya untuk memaksimalkan pelayanan karena jarak antar Puskesmas berjauhan, ditambah lagi kondisi jalan yang tidak bagus.
Bupati Kabupaten Nias Utara Amizaro Waruwu mengatakan Kementerian Kesehatan tahun ini menggelontorkan anggaran lebih dari Rp 80 miliar untuk kesehatan di Kabupaten Nias Utara.
“Sebagian besar anggaran dipergunakan untuk pembangunan empat Puskesmas beserta alat kesehatan dan 3 rumah dokter,” katanya.
Anggaran juga dipergunakan untuk pembangunan 3 gedung baru di rumah sakit pratama Nias Utara beserta alat kesehatan.
“Target kita di daerah bahwa 2023 ini kita akan menaikkan status Puskesmas ini menjadi Rumah Sakit Daerah tipe D, dan ini harapan kami bahwa di 2023 ini pembangunan gedung mudah-mudahan tidak ada kendala dan bisa diprediksi Oktober selesai,” ujar Amizaro.