Wabah Corona Menjadi Ancaman Signifikan Ekonomi Tiongkok
Berita Baru, Internasional – Wabah Virus corona akan berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi China. Menuru prediksi para ekonom, “wildcard” infeksi yang belum diketahui yang berpotensi menimbulkan risiko serius bagi ekonomi global.
Sebagaimana dilansir dari The Guardian, Selasa (28/1), saham di Asia Pasifik jatuh pada hari Selasa (28/1) dengan kerugian besar yang dipengaruhi oleh wabah virus dengan jumlah korban jiwa yang meningkat dua kali lipat selama dua hari.
Jumlah terinfeksi meningkat menjadi 4.500, yang berarti naik 45% dari hari Senin. Otoritas China mengkonfirmasikan bahwa virus dapat ditularkan melalui “transmisi tetesan pernapasan” atau dengan sentuhan.
Pasar di daratan China ditutup paling cepat hingga 3 Februari, yang memungkinkan terjadinya kerugian besar dan telah menyebar ke seluruh Asia bahkan seluruh dunia.
Indeks Kospi Korea Selatan jatuh lebih dari 3% dan ASX200 Australia turun 1,35%. Saham di Eropa dan AS mengalami kerugian serupa pada hari Senin (26/1). Mata uang China juga turun ke level terendah selama sebulan.
Para ekonom sepakat bahwa wabah akan berdampak buruk di China dengan kurangnya pemahaman tentang bagaimana penyebaran virus bias terjadi akan menambah ketidakpastian dan memperparah kekhawatiran investor.
Citigroup mengatakan pada hari Selasa (28/1): “Wildcard bukan tingkat kematian, tetapi seberapa (luas) infeksi virus Wuhan. Dampak ekonomi akan tergantung pada seberapa sukses wabah ini terkendali.”
Konsultan Capital Economics menyebut bahwa dampak virus ini mirip dengan wabah Sars pada 2003 yang menjatuhkan tiga persen poin pertumbuhan
“Wabah ini berkembang terlalu cepat untuk diprediksi dengan tingkat kerusakan ekonomi,” kata kepala ekonom Asia Capital, Mark Williams. “Tetapi sekarang dapat dipastikan bahwa wabah ini akan memiliki dampak signifikan pada PDB Tiongkok pada kuartal ini.”
Gerard Burg, ekonom senior internasional di bank Australia NAB setuju bahwa sulit untuk memprediksi dampak wabah itu karena sangat sedikit informasi atau data China. Efek besar yang diakibatkan virus juga akan terjadi dari luar China, terurama dari Asia Tenggara yang berkaitan dengan pariwisata China.
Dia juga mengatakan negara-negara seperti Thailand yang menyumbang 10 juta wisatawan setiap tahunnya telah menurun drastis, disebabkan oleh wabah virus.
“Asia Tenggara sudah merasakan beban terbesar dari perang perdagangan AS sehingga ada potensi dampak negatifnya,” katanya.
Berbagai upaya pencegahan penularan telah dilakukan oleh otritas China, termasuk menutup beberapa kota dan berbagai layanan umum yang memiliki potensi besar terjadi penularan secara meluas.
Viet Nguyen, seorang peneliti senior bidang ekonomi makro di University of Mi elbourne, mengatakan bahwa penutupan di berbagai bidang dan layanan cukup mempengaruhi tingkat konsumsi dan hal itu cukup membahayakan dalam bidang ekonomi.
Namun dia menambahkan: “Itu tergantung seberapa baik China bisa menahan wabah. Jika itu menyebar dari Hubei ke pusat-pusat manufaktur di pantai timur dan pantai tenggara maka mungkin ada lebih banyak masalah.”