Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PKS Jatim: Masih Banyak Anak Muda Apatis Terhadap Politik
Ketua Bidang Kepemudaan PKS Jawa Timur, Dian Heri Setiawan saat menjadi dalam Talkshow Politik bertajuk ‘2024 dan Klaim Potensi Anak Muda’, yang selenggarakan Rumah Kebangsaan, Sabtu (14/1). (Foto: Dok. Rumah Kebangsaan)

PKS Jatim: Masih Banyak Anak Muda Apatis Terhadap Politik



Berita Baru, Surabaya – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pelbagai dinamika politik bermunculan, termasuk keterlibatan anak muda. Banyak riset menyebutkan bahwa partisipasi generasi millenial akan meningkat di hajatan politik tahun depan. 

Ketua Bidang Kepemudaan PKS Jawa Timur, Dian Heri Setiawan mengatakan bahwa secara partisipasi anak muda dalam politik memang cukup tinggi. Namun demikian, untuk terlibat langsung aktif di politik datanya sangat mengenaskan. 

“Secara riset mengenaskan, karena datanya hanya tiga koma sekian persen, anak muda, yang mereka mau terlibat aktif di politik. Mereka apatis. Dan sepertinya mereka menganggap politik itu kotor,” kata Dian Heri Setiawan. 

Hal itu  disampaikan dalam Talkshow Politik yang selenggarakan Rumah Kebangsaan, Sabtu (14/1). Digelar secara hibrid bertajuk acara tersebut bertajuk ‘2024 dan Klaim Potensi Anak Muda’.

Heri Setiawan menyayangkan, sebagian anak muda yang masih melihat atau memandang politik itu kotor. Baginya, politik itu adalah jalan untuk memperjuangkan hal-hal yang baik, sebab keputusan politik berdampak besar terhadap kehidupan berbangsa dan beragama. 

“Bersih atau kotor itu bukan karena tempatnya. Bukan masalah politik itu kotor, kemudian agama sepenuhnya bersih. Dalam konteks agama, coba temen-temen liat penyelewengan agama yang ada, banyak. Dalam masalah bisnis, banyak. Pendidikan, juga ada. Tentang bagaimana kita memaknai politik itu sebagai jalan untuk kemudian kita melakukan hal-hal yang baik,” jelasnya.

Heri Setiawan melihat, padangan semacam itu adalah kondisi yang harus disikapi, khususnya oleh partai politik. Parpol memiliki tanggung jawab turut serta memberikan pemahaman yang utuh mengenai kesejatian politik terhadap anak muda.

“Mindset bagi saya penting. Jangan sampai anak muda, generasi Zilenial dan Milenial, jadi objek politik. Kalau kita menganggap mereka sebagai objek politik, akhirnya mereka ngerasa hanya dibutuhkan untuk nyoblos selama 5 menit di bilik suara setelah itu selesai,” tuturnya.

Baginya sangat penting menjadikan anak muda sebagai subjek politik. Sehingga dapat merasakan dampak langsung dari perjuangan politik. “Salah satu tagline buat kami, kami melakukan politik pemberdayaan,” sambung Heri Setiawan.

“Politik pemberdayaan yang bisa memberdayakan mereka, kegiatan-kegiatan berupa entrepreneurship dan lain sebagainya. Itu coba kami berikan kepada mereka. Supaya apa? Supaya mereka melihat politik bukan sesuatu yang kotor,” tegasnya.