Gelar Kuliah Tamu, Rektor ITB Tuban: Untuk Memperkuat Kapasitas Mahasiswa
Berita Baru, Tuban – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Tuban menggelar kuliah tamu perdana bertajuk ‘Chage Maker: Pengalaman Gerakan Indonesia dan Dunia’, pada Rabu (28/12) lalu.
Kegiatan tamu ITB Tuban tersebut mendatangkan narasumber Direktur Regional Ashoka Asia Tenggara dan Ketua Yayasan PEKKA, Nani Zulminarni. Acara dilakukan secara hybrid dan diikuti oleh seluruh mahasiswa ITB Tuban.
Dalam sambutannya, Rektor ITB Tuban Ufi Ulfiah menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada Nani Zulminarni yang berkenan meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman.
“Saya tahu betul Bunda Nani ini biasa agendanya padat sampai malam,” ungkap Ufi.
Ufi menjelaskan bahwa public lecture atau kuliah umum merupakan salah satu program yang dikembangkan untuk memperkuat kapasitas para mahasiswa.
Menurutnya, public lecture itu akan dikembangkan di setiap bulan di ITB Tuban dengan menghadirkan pihak atau individu yang memiliki pengalaman dalam menciptakan perubahan sosial yang lebih baik.
Salah satunya dengan Bu Nani yang merupakan Direktur Regional Ashoka, sebuah institusi yang mengusung gagasan chage maker dan sudah bekerja di berbagai negara, di ratusan negara.
Ufi menilai kegiatan itu penting bagi mahasiswa ITB Tuban untuk diskusi dengan kelompok-kelompok di luar atau eksternal yang memiliki pengalaman dalam menciptakan perubahan yang lebih baik.
Bukan tanpa sebab. Ufi menerangkan gagasan chage maker di ITB Tuban adalah visi. “Change maker adalah karakter. Dan chage maker kemampuan,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Rektor ITB Tuban itu menyebut terdapat 6 pilar penyangga utama dari gagasan change maker. Diantaranya, resilience (tahan banting), leadership (kepemimpinan), collaborative (bekerjasama), emphatic (kepekaan sosial), inclusive (inklusif) dan creative (kreatif).
Lebih lanjut Ufi menuturkan, kuliah tamu sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Pasalnya mereka akan mendengarkan pengalaman dari sosok yang telah banyak berkontribusi terhadap sejumlah perubahan sosial di Indonesia.
Di samping itu Ufi mengungkapkan. bahwa mahasiswa ITB Tuban sudah mendapatkan mata kuliah change maker. Dan mahasiswanya itu mampu membuat modul kreatif untuk tim building.
“Mereka juga mengimplementasikan modul-modul kreatif itu. Mereka baru semester 1 padahal,” kata Ufi.
Ufi mendedahkan bahwa bukti konkret dari materi yang didapat mahasiswa itu telah berbuah nyata. Dia menceritakan saat mendapatkan video kampanye digital potensi-potensi desa di Kabupaten Tuban.
Tak hanya penguatan materi digital, Ufi juga menerangkan bahwa mahasiswa ITB Tuban dibekali dengan pemahaman akan keadilan dan kesetaraan gender.
Itu sebabnya, bagi Ufi diskusi ini sangat penting. Sebab, nilai-nilai identitas change maker itu merupakan cita-cita besar ITB Tuban. “Kita ini berdiskusi tentang identitas kita sebagai change maker,” tegas Ufi.