Covid-19 RI Bertambah Diatas 6000 Kasus dalam 5 Hari Terakhir
Berita Baru, Jakarta – Jumlah penambahan kasus infeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia mengalami tren kenaikan yang konsisten di atas 6000 kasus dalam sepekan terakhir.
Dalam sepekan terakhir, penambahan kasus konfirmasi Covid-19 harian konsisten di atas enam ribu kasus. Rinciannya, pada 8 November dengan 6.601 kasus yang dilaporkan, lalu naik menjadi 6.186 kasus pada 9 November.
Disusul kenaikan kasus Covid-19 serupa pada 10 November dengan 6.294 kasus yang dilaporkan. Kemudian pada 11 November penambahan kasus Covid-19 mulai turun menjadi 6.247, dan kembali turun pada 12 November dengan 6.179 kasus.
Lebih lanjut, berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, kasus konfirmasi Covid-19 mingguan naik sebesar 31,19 persen.
Selama periode 30 Oktober hingga 5 November, jumlah kumulatif konfirmasi Covid-19 berjumlah 29.725 kasus. Sementara pada periode setelahnya atau selama 6-12 November, kasus konfirmasi Covid-19 naik menjadi 38.997 orang.
Tren peningkatan kasus konfirmasi itu juga dibarengi dengan tren kematian akibat Covid-19 yang juga meningkat sebanyak 10,59 persen.
Tercatat, selama periode 30 Oktober hingga 5 November, kasus kematian Covid-19 berjumlah 236 kasus. Sepekan setelahnya bertambah menjadi 261 kasus.
Dari sana, jumlah testing mingguan Covid-19 di Indonesia juga terpantau mengalami kenaikan kendati tak signifikan. Selama periode 30 Oktober hingga 5 November misalnya, sebanyak 188.419 orang telah diperiksa. Sepekan setelahnya, jumlah warga yang diperiksa naik menjadi 195.809 orang.
Capaian pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR), tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya memastikan tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi akibat mutasi baru SARS-CoV-2 Omicron subvarian seperti XBB, XBB 1, hingga BA.2.75.
“Kita sudah lihat sekarang itu bukan gerakan [mobilitas warga], bukan. Itu selalu adanya varian dan subvarian baru, selalu,” kata Budi.
Namun, berdasarkan riwayat kasus serupa di negara lain seperti Singapura, Budi mengatakan, terlihat bahwa subvarian XBB dan XBB 1 memiliki tingkat keparahan dan kematian yang lebih rendah dibandingkan subvarian BA.1 dan BA.2.
Budi mengingatkan, saat BA.1 dan BA.2 melanda Indonesia, kenaikan kasus Covid-19 harian bahkan bisa mencapai rekor tertinggi yakni 64.718 kasus pada 16 Februari lalu. Sementara XBB dan XBB 1 menurutnya tak akan setinggi subvarian sebelumnya kendati transmisi kasus cepat terjadi.