Tok! Sistem Pertahanan Udara AS Patriot Tetap di Taiwan Selama 5 Tahun Lagi
Berita Baru, Taipe – Taiwan menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan sistem pertahanan udara MIM-104 Patriot di pulau itu selama lima tahun lagi dengan nilai kontrak $78 Juta.
Keputusan itu diumumkan melalui platform pengadaan online Kementerian Pertahanan Taiwan pada Kamis (20/10). Kantor Berita South China Morning Post (SCMP) yang pertama menulis berita itu mengatakan bahwa kesepakatan itu menyerukan tim teknik dari Lockheed Martin dan Raytheon, dua kontraktor pertahanan AS, untuk ditempatkan di Taiwan “untuk jangka panjang.”
“Pengiriman kelompok [ke Taiwan] tidak hanya akan membantu meningkatkan servis rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) tetapi juga memastikan servis tepat waktu untuk sistem kami,” kata sumber orang dalam surat kabar itu.
Menurut SCMP, keputusan itu didorong oleh tindakan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang menembakkan 11 rudal ke Taiwan selama latihan militer pada bulan Agustus sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Selama kunjungan, pejabat tertinggi ketiga AS itu berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan mengutuk Republik Rakyat China (RRC) karena berusaha menyatukan kembali dengan pulau itu.
Bagi China, Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya. Tapi bagi Taiwan, ia adalah negara demokratis dan berdaulat. AS menjadi sekutu utama Taiwan dengan banyak membantu, termasuk mengirimkan senjata dan sistem pertahanan udara. Sementara China melihat AS terlalu ikut campur dalam urusan internal China.
Pada Kongres ke-20 Partai Komunis China awal pekan ini, Presiden China Xi Jinping menggandakan janji itu, dengan mengatakan bahwa reunifikasi damai atau paksa “harus dipenuhi”.
Pada gilirannya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Laksamana Michael Gilday, kepala operasi angkatan laut AS, keduanya mengeluarkan peringatan bahwa China akan segera mengambil alih Taiwan dalam waktu dekat.
“Apa yang telah kita lihat selama 20 tahun terakhir adalah bahwa mereka telah memenuhi setiap janji yang telah mereka buat lebih awal dari yang mereka katakan akan mereka tepati,” kata Gilday kepada Dewan Atlantik, sebuah lembaga pemikir kebijakan AS yang berpengaruh.
Sementara itu, AS dalam beberapa tahun terakhir juga telah meningkatkan penjualan senjatanya ke Taiwan, berusaha membuat pulau itu “seberduri mungkin” untuk mencegah serangan China.
Penjualan itu termasuk sejumlah besar senjata asimetris, seperti rudal jelajah, sistem pertahanan udara, dan torpedo, serta radar dan sistem pendukung lainnya.