Tiga Jurnalis Finlandia Diadili dalam Kasus Kebebasan Pers yang Langka
Berita Baru, Internasional –Tiga wartawan dari harian terbesar Finlandia diadili dengan tuduhan menerbitkan intelijen pertahanan rahasia, Kamis (25/8/22). Jaksa menuntut setidaknya 18 bulan hukuman percobaan jika terbukti bersalah.
Kasus ini belum pernah terjadi sebelumnya di negara yang terkenal dengan kebebasan persnya itu, jaksa mengklaim dua jurnalis Helsingin Sanomat dan mantan editor mereka mengungkapkan rahasia pertahanan nasional dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 2017.
Dilansir dari Reuters, sebuah laporan berjudul “Tempat paling rahasia di Finlandia” yang menjadi pemicu dari kasus ini, mengungkapkan lokasi dan tugas kasar dari unit intelijen pasukan pertahanan pada saat parlemen sedang memperdebatkan apakah akan memperluas kekuasaannya untuk memantau data pribadi dalam jaringan digital.
Menurut jaksa, pasal tersebut memuat informasi berbahaya yang publikasinya bertentangan dengan undang-undang.
Sementara itu pemimpin redaksi Helsingin Sanomat Kaius Niemi, mengatakan para jurnalis tidak melanggar hukum.
“Kami dapat menunjukkan untuk setiap kalimat yang diterbitkan bahwa informasi tersebut dapat ditemukan di internet atau di buku-buku sebelum publikasi artikel kami. Informasi publik tidak dapat diklasifikasikan,” katanya dalam sebuah wawancara bersama Reuters.
Ketiganya menyangkal melakukan kesalahan. Finlandia telah bertahun-tahun menjadi salah satu negara teratas dalam peringkat kebebasan pers global yang diterbitkan setiap tahun oleh Reporters Without Borders.
“Tapi itu merosot ke posisi kelima tahun ini, sebagian karena kasus pengadilan,” kata cabang asosiasi jurnalis Finlandia.
Para wartawan tidak hadir pada sesi persiapan di pengadilan distrik Helsinki pada hari Kamis.
Hanne Aho, ketua Persatuan Jurnalis Finlandia, mengatakan kasus ini adalah yang pertama.
“Sungguh luar biasa bahwa jurnalis Finlandia dituduh melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.”