BRIN Belum Sesuai Harapan, Ratna Juwita: Lembaga Riset Modal Kemajuan Negara
Berita Baru, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari kembali menegaskan kekecewaannya tentang kondisi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang sangat jauh dari harapan dan tujuan awal dibentuknya badan tersebut. Padahal, kata Ratna, keberadaan lembaga riset ialah modal besar untuk kemajuan suatu negara.
“Ini untuk kesekian kali kita bertemu, bicara tentang hal yang itu-itu saja. Kami yakin semua fraksi hari ini merasa kecewa, karena ternyata hasil dari adanya BRIN itu bukan tidak mendekati, tapi jauh sekali dari apa yang selama ini menjadi harapan kita bersama,” ungkap Ratna dalam rapat Audiensi Komisi VII DPR RI dengan Masyarakat Pemajuan Iptek dan Inovasi Nasional, terkait keprihatinan terhadap kondisi BRIN, di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Senayan Jakarta, Senin (28/3) lalu.
Dikutip dari laman resmi DPR RI, Ratna juga menyampaika ada harapan dari Komisi VII DPR RI saat men-support BRIN agar dapat menjadi satu lembaga yang bisa menjamin proses penelitian dan mengkoordinasikan seluruh periset yang ada di tanah air.
“Apa pun jenis disiplin ilmunya, yang terpenting hasil-hasil produk riset itu nantinya bisa dihilirisasi dan bermanfaat bagi masyarakat seluruh Indonesia,” lanjut Ratna.
“Namun ternyata setelah adanya BRIN kami melihat banyak sekali distorsi yang terjadi apa yang diinginkan dengan apa yang terjadi itu saja sudah tidak sama. Belum lagi polemick masalah manajemen sumber daya manusia yang menurut kami sangat sangat buruk. Saya sampai katakan kepada kepala BIN bahwa saya minta bapak ini memanusiakan manusia,” tegas politisi fraksi PKB itu.
Menurutnya, periset itu adalah modal yang sangat besar untuk kemajuan sebuah negara. Dimana di tangan periset nantinya arah pembangunan bangsa ditentukan. Dengan dibubarkannya Kemenristek saja Komisi VII DPR, kata Ratna, sudah sangat kecewa.
Namun kemudian ia menyampaikan bahwa Komisi VII sempat dijanjikan BRIN akan menjadi lembaga yang super power, bisa menarik anggaran sekian sekian besar, sehingga bisa memastikan keberhasilan dan memberikan iklim riset yang lebih baik yang ada di Indonesia.
“Itu kami diberi ‘gula-gula’ itu, jadi bukan hanya bapak-bapak dan ibu-ibu (Periset) di depan ini yang merasa tertipu. Kami pun demikian merasa tertipu sebenarnya. Hanya mungkin melalui proses inilah kita harus tetap memiliki positive thinking kita harus tetap memiliki optimisme bahwa menjadi besar itu memang harus melalui proses yang sulit,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya berharap bahwa Panja yang dibentuk di Komisi VII DPR terkait kelembagaan dan sistem riset BRIN ke depan, akan benar-benar bisa menghasilkan kesimpulan terutama mengembalikan LPNK (Lembaga Pemerintahan Non Kementerian ) itu jangan sampai dilebur menjadi berbagai macam organisasi riset.