6 Korban Pesawat Sriwijaya Air Berhasil Diidentifikasi
Berita Baru, Jakarta – Hingga hari kelima pencarian sebanyak 6 korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
DVI Polri melaporkan korban pertama yang berhasil diidentifikasi pada Senin (11/1) lalu yang bernama Okky Bisma yang berhasil diidentifikasi melalui sidik jari. Jenazahnya rencananya akan diserahkan ke pihak keluarga pada Kamis (14/1).
Lalu pada Selasa (12/1), ada tiga korban yang juga berhasil diidentifikasi lewat sidik jari. Ketiganya yakni Fadly Satrianto, kopilot pesawat; serta dua penumpang bernama Khasanah dan Asy Habul Yamin.
“Tim telah melakukan rekonsiliasi dan teridentifikasi ada dua korban pada sore ini. Pertama atas nama Indah Halimah Putri, lalu kedua atas nama Agus Minarni. Ini dapat teridentifikasi melalui sidik jari,” kata Karopenmas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat konferensi pers, Rabu (13/1).
Rusdi menyebut, tim di RS Polri yang mengerjakan proses identifikasi telah menerima total 112 sampel DNA dari keluarga korban pesawat, 112 kantong jenazah 137 serta 35 kantong properti hingga Rabu (13/1) sore.
Namun 112 sampel yang diterima itu belum melengkapi sampel untuk 62 korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
“Belum semua keluarga memberikan sampel, kami masih kurang 9 keluarga yang belum sampaikan sampel DNA. Kami harap 9 keluarga menyerahkan sampel,” tutur Rusdi.
Sebelumnya, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya (Purn) Bagus Puruhito, menyatakan pihaknya akan fokus mencari dan mengevakuasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada hari keempat operasi pencarian, Selasa (12/1).
Menurutnya, evakuasi dan pencarian dilakukan dengan tiga teori, yakni dengan pencarian di atas permukaan laut, penyelaman, dan penyisiran maupun pemanfaatan alat deteksi sonar yang dimiliki kapal.
Bagus mengatakan, SAR Unit (SRU) Udara tetap melaksanakan searching di 3 sektor untuk menemukan debris atau serpihan kecil badan pesawat di permukaan laut yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh SRU laut.
“Sementara area permukaan dibagi dalam 6 sektor. Perluasan area pencarian tersebut diperlukan mengingat sebagian serpihan pesawat maupun bagian tubuh korban hanyut terbawa arus,” katanya.
Sementara SRU bawah laut, tetap melaksanakan penyelaman di area jatuhnya pesawat.
Operasi SAR pada malam hari, menurut Bagus juga tetap dilaksanakan dengan mengerahkan kapal-kapal yang dilengkapi peralatan underwater seperti Side Scan Sonar, Multibeam Echosounder (MBES), Ping Locator, dan Remotely Operated Vehicle (ROV).