Ziarah, Menteri Halim Kenang Perjuangan Kyai Modjo di Manado
Berita Baru, Manado – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar melakukan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara. Disela-sela kunjungannya, Menteri Halim didampingi sang istri Lilik Umi Nashiah menyempatkan ziarah ke makam beberapa tokoh.
Salah satu yang di tuju Menteri Halim adalah makam Imam Bonjol di Jalan Pineleng-Kali, Desa Lotta, Kecamatan Pineleng atau perbatasan antara Kabupaten Minahasa dengan Kota Manado.
Menteri Halim beserta rombongannya membacakan tahlil dan doa untuk pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol tersebut.
“Tujuannya tentu kita berdoa untuk beliau yang sebenarnya kembalinya kepada kita sendiri. Ketika orang mengatakan ke makam itu minta tolong ke yang meninggal itu keliru. Sebenarnya kita minta tolong kepada tuhan, tapi melalui salah satu makhluk beliau yang mulia,” kata Menteri Halim di Minahasa, Jumat (07/02).
Perjuangan Kyai Modjo
Sebelum ke makam Imam Bonjol, Menteri Halim juga berziarah ke makam Kyai Modjo. Salah satu tokoh pejuang Islam di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.
Konon Kyai Modjo itu seorang ulama Jawa yang dikenal sebagai kepercayaan Pangeran Diponegoro saat berjuang melawan Belanda.
Singkat cerita, Kyai Modjo yang punya nama asli Muslim Mochammad Khalifah itu disergap dan dibuang oleh Belanda ke daerah Minahasa.
Ia lahir di Solo, Jawa Tengah pada 1792 dan wafat pada 20 Desember 1849. Semasa hidupnya dikenal sebagai pejuang Islam, bersama 63 pengikutnya ia juga gigih melawan penjajah Belanda khususnya di Minahasa.
Adapun peninggalan Kyai Modjo adalah bangunan masjid yang diberi nama Masjid Kampung Jawa. Sampai sekarang masjid itu masih berdiri kokoh di antara kemegahan bangunan gereja di sekelilingnya.
Cerita itulah juga yang membuat Menteri Halim dan istrinya tertarik untuk berziarah ke makam Kyai Modjo. Mendoakan dan berterimakasih atas jasa-jasanya yang hingga saat ini masih dinikmati oleh masyarakat Minahasa dan Indonesia pada umumnya.
“Kita termasuk orang yang sangat tidak bisa berterimakasih kalau sampai NKRI ini pecah. Makanya kewajiban kita untuk menjaga NKRI, karena NKRI ini termasuk perjuangan beliau (Kyai Modjo).”
“Nah tugas kita adalah tinggal melanjutkan dan mempertahankan apa yang sudah dirintis beliau. Itu sebenarnya tugas ringan, jauh lebih berat tugas beliau,” pungkasnya.
Ziarah ke makam para tokoh pejuang Islam itu dilakukan setelah Menteri Halim memberi kuliah umum di Universitas Negeri Manado (UNIMA). Para mahasiswa akan melaksanakan KKN di beberapa desa di Sulawesi Utara. [Badriyanto]